Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perdagangan Sesi I, IHSG dan Rupiah Kompak Bangkit

JAKARTA, KOMPAS. com - Pada penutupan perdagangan sesi I di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (10/3/2020), terlihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menghijau, seiring dengan rupiah yang mengalami koreksi.

Kurs referensi di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) juga menguat menjadi Rp 14.411 per dollar AS dibandingkan Senin, yakni Rp 14.342 per dollar AS.

Sementara rupiah pukul 11.45 WIB terpantau menguat 88 poin (0,61 persen) pada level Rp 14.305 per dollar AS.

Melansir data RTI, pada pukul 12.00 WIB penutupan sesi awal IHSG berada pada level 5.255,18 naik 2,3 persen atau 118,37 poin dibanding penutupan Senin 5.149,49.

Pada perdagangan sesi pertama, IHSG sempat menyentuh titik tertinggi di level 5.278,42 dan titik terendah pada level 5.149,45.

Sebanyak 251  saham melaju di zona hijau dan 131 saham merah. Sedangkan 119 saham lainnya stagnan.

Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 3,06 triliun dengan volume 3,45 miliar saham.

Terpantau seluruh beberapa saham Wall Street fluktuatif. Dollar Index terlihat naik 0,47 persen dan Dow Jones Index Future juga naik 2,25 persen pada penutupan pagi ini.

Sementara S&P 500 masih terperangkap di zone merah dengan pelemahan 7,6 persen diikuti dengan indeks Nasdaq 7,2 persen.

Indeks saham Asia seperti Hang Seng naik 1,81 persen, disusul oleh Strait Times Index yang naik 1,28 persen.

Indeks Nikkei Jepang mengalami koreksi sejak pembukaan pagi tadi dan naik 0,16 persen dan indeks Shanghai Composite Index juga mengalami koreksi atau naik 0,62 persen.

Sektor perbankan dan consumer goods terpantau menghijau seluruhnya sampai siang ini. Sementara properti, resources dan konstruksi masih fluktuatif.

Kepala riset MNC Securities Edwin Sebayang mengatakan IHSG berpeluang melanjutkan kejatuhannya ditengah secara valuasi sudah semakin attractive.

"Kami merekomendasikan sangat selektif jika investor ingin melakukan Buy on Weakness maka dapat fokus atas saham dari Sektor Logam Emas, Bank, Telko dan Konsumer dalam perdagangan hari ini," kata Edwin.

Edwin mengatakan, kekhawatiran investor terhadap penyebaran virus Covid-19 semakin tinggi.

Selain itu, harga minyak AS mencatatkan rekor terburuk sejak krisis 2008 yakni turun 27,51 persen di level 30,15 dollar AS per barrel semalam.

Ini tentunya berpotensi menjadi faktor negatif bagi IHSG dalam perdagangan Selasa ini.

Disamping itu, turunnya US Treasury Yield Tenor 10 tahun sebesar 20,89 persen berada pada level 0,559 persen dan EIDO yang turun tajam sebesar 8,88 persen semalam berpotensi mendorong kejatuhan kembali IHSG hari ini.

Lebih lanjut, kejatuhan cukup tajam harga sejumlah komoditas, seperti CPO sebesar 4,59 persen, Nikel 1,81 persen, Timah 0,21 persen serta batu bara 1,14 persen membuat saham diproyeksikan akan mengerek jatuh saham-saham Asia.

"Jatuhnya bursa Asia pada selasa pagi berpotensi mendorong IHSG turun dalam perdagangan Selasa ini," ujarnya.

Edwin memproyeksikan IHSG hari ini akan bergerak pada level 5.010 sampai dengan level 5.166.

https://money.kompas.com/read/2020/03/10/123430926/perdagangan-sesi-i-ihsg-dan-rupiah-kompak-bangkit

Terkini Lainnya

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke