Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 915,39 poin atau 4,06 persen, ditutup pada 21.636,78.
Indeks S&P 500 turun 88,60 poin atau 3,37 persen, menjadi di 2.541,47. Sementara Indeks Komposit Nasdaq melorot 295,16 poin atau 3,79 persen, ke posisi 7.502,38.
Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 diperdagangkan lebih rendah, dengan sektor energi terpuruk 6,93 persen, menjadi kelompok berkinerja terburuk.
Sementara sektor utilitas naik 0,53 persen, satu-satunya yang berhasil mencatat kenaikan di antara sektor-sektor.
Johns Hopkins University Kamis sore (26/3/2020) waktu setempat, merilis bahwa Amerika Serikat menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia.
AS tercatat telah melampaui China dan Italia sebagai negara yang memiliki kasus virus corona terbesar. Jumlah kasus di AS telah melewati 100.000 dan kematian telah melebihi 1.500 orang.
Sejumlah orang Amerika secara mengejutkan mengajukan tunjangan pengangguran pekan lalu karena wabah Virus Corona telah menutup banyak kegiatan usaha.
Klaim pengangguran awal AS, cara kasar untuk mengukur PHK, tercatat mencapai 3.283.000 dalam pekan yang berakhir 21 Maret, meningkat 3.001.000 dari tingkat revisi pekan sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja melaporkan Kamis (26/3/2020).
Jumlah itu melewati rekor kenaikan sebelumnya 695.000 pada Oktober 1982.
Menyusul persetujuan Senat awal pekan ini, Dewan Perwakilan AS pada Jumat (27/3/2020) meloloskan paket stimulus Covid-19 senilai 2 triliun dolar AS melalui pemungutan suara, mengirimkannya kepada Presiden Donald Trump untuk ditandatangani.
RUU itu, akan memberikan pinjaman darurat kepada usaha kecil, keringanan pajak bisnis, tunjangan pengangguran yang diperluas, pembayaran langsung 1.000 dolar plus untuk pekerja Amerika, bantuan pemerintah untuk industri seperti maskapai penerbangan dan hotel, serta lebih banyak dukungan untuk rumah sakit dan pemerintah negara bagian dan lokal.
https://money.kompas.com/read/2020/03/28/080400126/kasus-corona-di-as-terus-melonjak-wall-street-kembali-jatuh