Salah satu developer yang terlibat pengembangan aplikasi IndonesiaBisa, Aji memaparkan cara kerja aplikasi ini sama seperti aplikasi Waze dan Google Maps. Semakin banyak pengguna aplikasi maka semakin akurat informasi sebaran resiko COVID-19 yang dihasilkan.
"Untuk dapat melihat informasi sebaran resiko pada area tertentu, pengguna diminta untuk terlebih dulu berbagi informasi mengenai kondisi kesehatannya melalui self-assessment, dan menghidupkan GPS. Berdasarkan pada informasi pada self-assessment aplikasi akan menghitung tingkat risiko dan menentukan warna yang bersesuaian (hijau, kuning, merah)," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (3/4/2020).
Dengan adanya informasi ini diharapkan pengguna dapat berhati-hati atau bahkan menghindari area yang banyak terdapat titik berwarna merah.
Sementara itu khusus untuk perangkat yang dilengkapi dengan BLE (Bluetooth Low Energy) aplikasi ini juga menyediakan fitur tambahan untuk mendeteksi pengguna lain yang berada pada jarak tertentu di sekitarnya.
Selanjutnya aplikasi akan menyimpan data pergerakan/lokasi dari setiap pengguna selama 14 hari terakhir dan daftar pengguna lain yang pernah berdekatan dalam periode tersebut.
Berdasar data histori, aplikasi akan memberikan peringatan apabila ternyata pengguna pernah berdekatan dengan pengguna lain yang memiliki tingkat resiko tinggi atau mengalami peningkatan risiko.
https://money.kompas.com/read/2020/04/03/152911826/pantau-persebaran-risiko-covid-19-developer-lokal-kembangkan-aplikasi