Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Toba Pulp Gandeng USU, Olah Daun Eucalyptus menjadi Hand Sanitizer

“Di tahap ini, kerja sama antara Universitas Sumatera Utara dan Toba Pulp Lestari bisa menjadi langkah awal produksi hand sanitizer masuk ke level komersial,” kata Direktur PT Toba Pulp Lestari Tbk Jusuf Wibisono melalui keterangan tertulis diterima Kompas.com, Senin (6/7/2020).

Daun yang dimanfaatkan untuk bahan hand sanitizer tersebut diambil dari pohon-pohon eucalyptus yang tumbuh di area konsensi Toba Pulp Lestari. Selama ini, daun-daun tersebut dibiarkan jatuh ke tanah dan menjadi humus atau pupuk organik. 

Penelitian menunjukkan, hand sanitizer yang disiapkan sebagai antivirus itu terdiri dua jenis Eucalyptus, yakni Citridora dan Globulus yang saat ini sedang diujicoba ditanam di lahan konsesi. Tanaman tersebut juga menjadi bahan baku essential oil.

Sementara itu, anggota Pusat Kajian IPTEKs Minyak Atsiri Eucalyptus Universitas Sumatera Utara Muhammad Taufik mengatakan, bahan utama hand sanitizer yang dibuat dari minyak atsiri Eucalyptus diteliti dengan  analisis kimia di laboratorium.

"Bahan baku dari limbah daun yang tidak digunakan oleh Toba Pulp Lestari ternyata bermanfaat banyak. Mulai dari minyak atsiri yang sudah berhasil dicoba, dan saat ini diolah menjadi hand sanitizer yang sedang dalam tahap pengujian," katanya.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim produk berbasis bahan eucalyptus dianggap mampu menjadi anti virus corona (Covid-19).

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan produk ini telah melalui uji lab peneliti pertanian terhadap virus influenza, beta dan gamma corona. Diklaim, hasil uji lab eucalyptus ini mampu membunuh 80-100 persen virus.

Toba Pulp Lestari merupakan perusahaan pembuat bubur kertas (pulp). Hingga saat ini luasan lahan konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) yang dimiliki perseroan seluas 184.000 hektare.

Dari jumlah itu, lahan yang dialokasikan untuk keperluan produksi kayu seluas 75.000 hektare atau kurang dari 50 persen dari keseluruhan lahan konsesi. Adapun sisanya dipertahankan sebagai kawasan lindung dan konservasi serta dimanfaatkan sebagai area Tanaman Kehidupan yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

“Lahan yang menjadi kawasan lindung tersebut merupakan kawasan yang memiliki nilai konservasi tinggi atau High Conservation Value (HCV) dan cadangan karbon tinggi atau High Carbon Stock (HCS),” pungkas Jusuf Wibisono.

https://money.kompas.com/read/2020/07/06/184436126/toba-pulp-gandeng-usu-olah-daun-eucalyptus-menjadi-hand-sanitizer

Terkini Lainnya

Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Work Smart
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke