"Kami alokasikan anggarannya saja, satu BLK anggarannya Rp 1 miliar," ujarnya dalam acara penyerahan SKKNI Bidang Perfilman di Innovation Room Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta, Selasa (7/7/2020).
Ia mengatakan, anggaran tersebut untuk keperluan pembangunan, penyediaan peralatan, program pelatihan, hingga pembayaran tenaga pengajar. Sedangkan, lokasi pembangunan BLK bergantung pada asosiasi perfilman yang menyediakan lahan.
"Kami tawarkan BLK komunitas perfilman, Bapak/Ibu yang sediakan lahannya, kalau ada tanah yang tersedia, kami akan bangunkan gedungnya," kata dia.
Ida menjelaskan, rencana pembangunan BLK komunitas perfilman ini, untuk menjawab salah satu kebutuhan industri kreatif tersebut dalam memenuhi sumber daya manusia yang kompeten.
Lewat pendidikan dan pelatihan (diklat) perfilman diyakini mampu meningkatkan komptensi para pekerja di industri perfilm. Sehingga perfilman dalam negeri pun semakin berdaya saing.
"Kami sepakat bahwa peningkatan komptensi (bagi pekerja industri perfilman) itu sangat dibutuhkan, saya ingin merespons itu," kata dia.
Sementara itu, Pemain Film Reza Rahadian yang tergabung Organisasi Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) mengatakan, pelatihan memang sangat diperlukan bagi para pekerja di industri perfilman. Tapi, ia berharap BLK tersebut bisa menyediakan pelatihan dengan bebas biaya.
"Mudah-mudahan pelatihannya gratis dan sistemnya seperti scholarships lah, jadi harus lulus uji dulu, mungkin ada beberapa persyaratan (untuk lulus)," ucapnya.
https://money.kompas.com/read/2020/07/07/170215226/kemenaker-alokasikan-rp-2-miliar-untuk-bangun-blk-perfilman