Peresmian dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, hingga Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin.
Luhut mengatakan, fasilitas pengolahan sampah menjadi briket sebagai pengganti batu bara tersebut merupakan solusi pemerintah mengatasi permasalahan penumpukan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA).
"Kita sudah 12 tahun bicara waste to energy, Presiden (Joko Widodo) sudah mengkritk kami para pembantunya, ini kok belum ada yang jadi. Kami rapat lagi, rapat lagi, dan ini sekarang jadi barang ini," ujarnya pada saat memberikan sambutan dalam peresmian Fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) Cilacap, Selasa (21/7/2020).
Fasilitas RDF tersebut nantinya mampu mengolah sampah sebanyak 120 ton per hari. Lalu menghasilkan 30-40 ton briket setiap harinya.
Selain mengurangi penumpukan sampah, RDF juga disebut mampu mengurangi emisi gas buang dan metana hingga 19.000 ton.
"Ini sekarang saya pikir lebih baik dari waste to energy. Jadi RDF ini satu langkah yang sangat hebat," katanya.
Selain itu, melalui peresmian fasilitas ini juga, Luhut mengajak para pemangku kebijakan dan masyarakat untuk mempriotaskan penanganan isu sampah.
"Menurut saya sampah ini bisa menimbulkan berbagai macam penyakit. Oleh karena itu mari kita bersihkan sampah ini, kita berperang melawan sampah, dan bahu membahu melakukan ini," tuturnya.
Untuk mengatasi permasalahan penumpukan yang terjadi saat ini, Luhut ingin fasilitas RDF dapat dikembangkan di wilayah laing.
Sehingga nantinya jumlah penumpukan sampah akan terus berkurang dan pada saat bersamaan produksi briket sebagai alternatif batu bara semakin masif.
"Kita bersepakat, mau bikin copy (RDF) ini saja, 28.000 ton sampah per hari ini bisa kita selesaikan," ucapnya.
https://money.kompas.com/read/2020/07/21/132316826/resmikan-rdf-luhut-presiden-sudah-kritik-kami-para-pembantunya