Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kementan Realisasikan Pembangunan Embung di Kota Batu, Petani Sambut dengan Penuh Antusias

Kompas.com - Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) merealisasikan pembangunan embung di Dusun Sabrang Bendo, Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.

Pembangunan ini disambut antusias para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani (Kelota) Sumber Rejeki. Sebab, embung berperan vital dalam memenuhi ketersediaan air untuk aktivitas pertanian

Salah satu anggota Kelota, Saji mengucapkan terima kasih atas terealisasinya pembangunan embung di dusun ini.

“Bantuan embung akan bermanfaat untuk mendukung revit tanaman apel di demplot dan memenuhi kebutuhan air pertanian. Untuk air, kami memang masih kemarau jadi belum terpenuhi maksimal, tapi saat hujan akan sangat bermanfaat,” ujarnya.

Embung yang dibangun Ditjen PSP Kementan ini dilakukan secara swakelola oleh Kelota Sumber Rejeki.

Untuk memaksimalkan kinerja embung tersebut, pihak Ditjen PSP juga membenahi instalasi jalur air, termasuk tandon air.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Jenderal (Dirjen) Ditjen PSP Kementan, Sarwo Edhy berharap bantuan embung dapat membantu petani menangani masalah irigasi.

“Bantuan embung ini diharapkan dapat membantu petani dalam hal irigasi dan tidak mengandalkan air hujan lagi sehingga dapat meningkatkan hasil produksi pertanian, khususnya petani revit apel,” ujarnya, seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Rabu (16/9/2020).

Ia menambahkan, bantuan pembangunan embung ini juga untuk mewujudkan Kota Batu sebagai desa berdaya di bidang pertanian.

“Embung pertanian merupakan solusi teknis pemanenan air (water harvesting) yang apabila dibangun sesuai kriteria teknis, mampu meningkatkan ketersediaan air dan indeks pertanaman,” terangnya.

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan, pembangunan embung ini dipastikan dapat menampung ketersediaan air selama musim kemarau. Dengan begitu, aktivitas pertanian nantinya bisa terus berlangsung.

“Kondisi kelangkaan air pada musim kemarau dan kelebihan air pada musim hujan sangat berpengaruh dalam usaha pertanian. Oleh karena itu, dibutuhkan manajemen air untuk mengelola hal tersebut,” ujarnya.

Embung sebagai upaya konservasi air

Pada kesempatan yang sama, Sarwo Edhy mengatakan embung adalah sebagai upaya konservasi atau pengelolaan air.

Ia menjelaskan, konservasi air yang dilakukan melalui rainfall and runoff harvesting  atau pemanenan air hujan dan aliran permukaan sangat dibutuhkan untuk dimanfaatkan pada saat terjadi krisis air.

"Terutama pada musim kemarau sebagai bentuk adaptasi terhadap dampak perubahan iklim. Dan embung menjawab hal itu,” tuturnya

Adapun untuk pola pemanenan air melalui embung pertanian nantinya akan diarahkan supaya menambah ketersediaan air dalam aktivitas bercocok tanam.

Menurut Sarwo, embung juga dapat memperlambat laju aliran permukaan dengan meresapkan air sehingga tidak hanya berfungsi sebagai irigasi.

“Teknologi ini dianggap efektif karena secara teknis dapat menampung volume air dalam jumlah relatif besar dan dapat mengairi areal yang relatif luas,” jelasnya.

Pembangunan embung sendiri merupakan kegiatan yang bisa menambah adaptasi melalui pengembangan embung pertanian, karena lokasinya cukup dekat dengan kawasan pertanian.

Lebih dari itu, pembangunan embung juga merupakan upaya pengelolaan air yang tepat guna, murah, dan spesifik lokasi.

Hal yang paling penting dari pembangunan embung adalah dapat mengatur dengan baik ketersediaan air untuk memenuhi water demand atau kebutuhan pengairandi tingkat usaha tani.

“Pola konservasi air yang sederhana tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan petani, yaitu menampung air limpasan atau dari mata air, dan atau meninggikan muka air dalam skala,” imbuhnya.

Syarat pembangunan embung

Meski demikian tak semua lahan bisa dijadikan embung. Sebab ada beberapa syarat yang wajib dipenuhi agar suatu lokasi dapat dibangun sebagai embung.

Pertama, tekstur tanah sebaiknya lahan dengan tanah liat berlempung. Kedua, kemiringan lahan areal pertanaman diantara 8-30 persen.

Tujuannya agar limpahan air permukaan dapat dengan mudah mengalir ke dalam area embung, sehingga mudah disalurkan ke petak-petak tanaman.

Syarat paling terakhir adalah dekat dengan saluran air yang ada di sekitarnya atau memiliki daerah curah hujan cukup tinggi.

Sebagai informasi tambahan, embung juga dapat dimanfaatkan untuk menampung air hujan dan aliran permukaan pada wilayah sekitarnya.

Embung dapat pula menampung dari sumber air lainnya yang memungkinkan, seperti, mata air, parit, sungai-sungai kecil dan sebagainya

Hal itu pun sesuai dengan peran embung dalam menyediakan sumber air sebagai suplesi irigasi terutama di musim kemarau.

Irigasi yang dimaksud antara lain untuk pengairan tanaman palawija, hortikultura (budidaya tanaman) semusim, tanaman perkebunan semusim, dan peternakan.

https://money.kompas.com/read/2020/09/16/125238226/kementan-realisasikan-pembangunan-embung-di-kota-batu-petani-sambut-dengan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke