Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Saja Infrastruktur Peninggalan Penjajahan Jepang di Indonesia?

JAKARTA, KOMPAS.com - Jepang menjajah Indonesia selama 3,5 tahun, terhitung dari menyerahnya Belanda setelah Perjanjian Kalijati, hingga kekalahan Jepang pada sekutu di Perang Dunia II yang bersamaan dengan kemerdekaan Indonesia tahun 1945.

Lantaran usia pendudukannya yang hanya seumur jagung, tak banyak peninggalan infrastruktur yang dibangun Jepang di Indonesia.

Ini berbeda dengan Belanda yang notabene menjajah beberapa wilayah Indonesia dalam kurun waktu yang sangat lama. Sejumlah infrastruktur warisan Belanda masih bisa digunakan hingga saat ini.

Lalu apa saja infrastruktur peninggalan penjajahan Jepang di Indonesia yang secara ekonomi masih dipakai hingga saat ini?

1. Bandara Frans Kaisiepo Biak

Mengutip laman resmi Ditjen Kebudayaan, Kemendikbud, Bandar Udara Frans Kaisiepo di Biak, Papua, pernah menjadi bandara dengan landasan pacu terpanjang di Indonesia.

Panjang runway mencapai 3.570 meter dan lebar 40 meter, ukuran bandara yang terbilang sangat besar di era pasca-Perang Dunia II.

Karena runway yang panjang, bandara ini bahkan pernah dijadikan bandara internasional untuk keperluan transit pesawat dari Jakarta dan beberapa negara Asia menuju Amerika Serikat sebelum menyebrangi Pasifik.

Menilik sejarahnya, Bandara Biak dibangun oleh Jepang pada tahun 1943 untuk menunjang armada pesawat tempur di Perang Pasifik. Bandara ini juga sedianya dibangun Jepang sebagai batu loncatan untuk menyerang Australia.

Bandara ini kemudian diambil alih oleh pasukan Sekutu pimpinan Letnan Jenderal L Eichelburger pada Juli 1944 dan sempat dijadikan pangkalan militer Australia. Hingga beberapa tahun kemudian bandara ini diserahkan kepada Belanda dan mengganti namanya menjadi Bandara Mokmer.

Perusahaan maskapai Belanda KLM, sempat menjadikan bandara ini sebagai basis operasionalnya di Pasifik. KLM bahkan sempat membangun hotel di dekat Bandara yang saat ini berganti nama menjadi Hotel Irian.

Saat Papua diserahkan kepada Indonesia, Bandara Mokmer kembali berganti nama menjadi Bandara Frans Kaisiepo, diambil dari nama pejuang Papua pro-Indonesia.

2. Selokan Mataram

Selokan Mataram merupakan saluran irigasi primer yang dibangun di masa Sultan Hamengkubuwono IX dengan biaya dari pemerintah militer Jepang pada tahun 1942.

Sultan Yogyakarta yang saat itu memilih kooperatif dengan pemerintah militer Jepang meminta dana untuk pembangunan saluran irigasi yang mengalirkan air dari Kali Opak dan Progo ke Sleman yang kala itu seringkali dilanda kekeringan.

Alasan Sultan, Mataram butuh saluran irigasi agar bisa menyuplai makanan untuk pemerintah militer Jepang. Selain itu, berkat Selokan Mataram, ribuan warga Yogyakarta terhindar dari kewajiban dikirim sebagai kerja paksa atau romusha oleh pemerintah militer Jepang.

Pembangunan irigasi Yogyakarta yang dalam Bahasa Jepang disebut sebagai Gunsei Hasuiro akhirnya memang bisa mengatasi masalah kekurangan pangan di wilayah tersebut dan masih memberikan manfaat hingga saat ini.

3. Bandara Sugimanuru

Bandara Sugimanuru merupakan bandara kecil yang terletak di Pulau Mua, Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara. Bandara ini kini berada di bawah pengelolaan Kementerian Perhubungan.

Sebagaimana Bandara Biak, Bandara Sugimanuru dibangun Jepang untuk kepentingan militer guna mendukung ekspansi Perang Pasifik, terutama di kawasan Laut Jawa dan Laut Banda.

Setelah Jepang hengkang, Bandara ini sempat terbengkalai hingga pada masa Orde Baru kembali dimanfaatkan untuk penerbangan perintis yang dilayani maskapai Merpati.

Panjang runway Bandara Sugimanuru terbilang kecil, hanya sepanjang 750 meter dengan lebar 23 meter. Meski kecil, bandara ini jadi bandara terdekat untuk menuju ke Raha, kota terbesar di Pulau Muna.

Selama ini, masyarakat Pulau Muna banyak mengandalkan penerbangan dari Bandara Batoambari di Baubau dan Bandara Haluoleo Kendari.

4. Bandara Leo Wattimena

Bandara Leo Wattime merupakan bandara peninggalan militer Jepang yang berada di Morotai, Maluku Utara. Dibangun Jepang pada 1942, bandara ini awalnya hanya memiliki dua buah landasan pacu.

Setelah Sekutu berhasil merebut Morotai dari tangan Jepang, dibangun pula lima landasan pacu tambahan. Dua berfungsi sebagai runway, tiga lainnya sebagai lahan parkir pesawat-pesawat militer.

Bandara ini juga sempat menjadi markas Jenderal Sekutu, Douglas McArthur. Setelah kemerdekaan Indonesia, landasan udara ini kemudian diambil alih pemerintah dan mengganti namanya menjadi Leo Wattimena yang merupakan pejuang asal Morotai.

Selain untuk penerbangan sipil, Bandara Leo Wattimena juga merupakan pangkalan militer TNI AU.

https://money.kompas.com/read/2020/10/02/071034226/apa-saja-infrastruktur-peninggalan-penjajahan-jepang-di-indonesia

Terkini Lainnya

BRI Bakal Ambil Langkah Hukum soal Konten Ajakan Tarik Uang dari Bank

BRI Bakal Ambil Langkah Hukum soal Konten Ajakan Tarik Uang dari Bank

Whats New
Soal Uang Hilang di Tabungan, Ekonom Sebut Perbankan Punya Pengawasan Ketat

Soal Uang Hilang di Tabungan, Ekonom Sebut Perbankan Punya Pengawasan Ketat

Whats New
PetroChina Dinilai Konsisten Tingkatkan Kompetensi Perajin Batik dan Dorong Literasi di Jambi

PetroChina Dinilai Konsisten Tingkatkan Kompetensi Perajin Batik dan Dorong Literasi di Jambi

Whats New
Wamen BUMN: Emas Bukan Aset 'Sunset'

Wamen BUMN: Emas Bukan Aset "Sunset"

Whats New
Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Whats New
Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Whats New
Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Whats New
Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke