Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BUMN Konstruksi Siap Kembangkan Kawasan Industri Terpadu Batang

JAKARTA, KOMPAS.com - BUMN konstruksi PT PP (Persero) Tbk menyatakan siap mengembangkan Kawasan Industri Terpadu (KIT) di Indonesia.

Sebelumnya, PTPP bersama dengan PT Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) dan PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) terus mempercepat proses pembangunan KIT Batang Fase1 seluas 450 hektar.

"KIT Batang merupakan bagian dari program Pemerintah untuk mendorong penguatan sektor Industri di Indonesia. Oleh sebab itu, PT PP selalu mendukung setiap program yang dicanangkan oleh Pemerintah dalam rangka meningkatkan geliat perekonomian di Indonesia," kata Direktur Utama PT PP Novel Arsyad dalam siaran pers, Jumat (30/10/2020).

Dalam pengembangan KIT Batang Tahap 1 ini akan dibangun beberapa fasilitas pendukung dan konektivitas kawasan, antara lain Akses Sementara Kawasan, Simpang Susun Tol Km 371+800, Jalan Sekunder sepanjang 11,4 km, Jalan Utama sepanjang 5,2 km, Marketing Gallery, Perluasan Stasiun dan Dryport, Jaringan Listrik, Suplai Air Baku, Rumah Susun Sederhana Sewa, dan IPAL Sampah.

Saat ini, perseroan bersama dengan KIW dan PTPN IX tengah mempercepat progres pekerjaan pembangunan jalan akses sementara, perizinan, dan pembangunan marketing gallery.

Adapun progres pekerjaan lapangan yang tengah dilakukan oleh perseroan antara lain pembangunan Jalan Akses Sementara telah mencapai 90 persen, Clearing & Grubbing Zona 1 sudah 44,8 persen, Cut & Fill Zona 1 baru 1,32 persen, dan marketing gallery dengan progres 65 persen.

KIT Batang berlokasi di Kabupaten Batang, Jawa Tengah yang memiliki total luas lahan untuk dikembangkan seluas 4.300 hektar.

KIT Batang dilayani oleh 5 jaringan infrastruktur utamayangmemiliki konektivitas langsung dengan jalur kereta api yang menghubungkan pusat-pusat industri di sepanjang Pulau Jawa, terjangkau oleh 4 pelabuhan besar, 3 pelabuhan barang, satu bandara internasional, akses Jalan Tol Trans Jawa, dan akses Jalan Nasional Rute 1 Pantura.

Lokasinya yang strategis membuat KIT Batang menjadi pilihan yang optimal untuk investasi kawasan industri maupun tempat tinggal di masa depan.


KIT Batang memiliki luas keseluruhan 4.300 hektar dan dibagi menjadi tiga klaster. Adapun Klaster 1 merupakan klaster yang akan dikembangkan pada Fase 1.

Dari total luasan lahan sebesar 4.300 hektar tersebut akan digunakan untuk rencana guna lahan sebesar 38,20 persen, sebagai area industri di mana 37,45 persen sebagai gross non-saleable area, dan 62,55 persen akan digunakan sebagai gross saleable area.

Adapun pembagian klaster tersebut, yaitu Klaster 1 seluas 3.100 hektar akan dilakukan pengembangan Industrial Estate & Industrial Township (Distrik Kreasi), Klaster 2 seluas 800 hektar akan digunakan untuk pengembangan Pusat Inovasi & Township (Distrik Inovasi), dan Klaster 3 seluas 400 hektar akan digunakan untuk pengembangan Pusat Rekreasi & Township (Distrik Rekreasi).

https://money.kompas.com/read/2020/10/30/182948026/bumn-konstruksi-siap-kembangkan-kawasan-industri-terpadu-batang

Terkini Lainnya

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke