Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Luhut: Alam Indonesia Indah, tapi Kurang Menjual

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan perlunya ketenangan dan kedamaian untuk bisa menjual potensi pariwisata Indonesia kepada dunia.

Dia menjelaskan, pariwisata Indonesia masih kalah dibanding sejumlah negara tetangga di Asia Tenggara dalam sejumlah hal, tetapi Indonesia hanya kalah dalam cara menjual.

"Kita menjualnya kurang dan itu memerlukan ketenangan dan kedamaian. Saya ulangi, ketenangan, kedamaian. Dan ketenangan, kedamaian, itu dilakukan oleh kita para pemimpin intelektual ini," kata Luhut dilansir dari Antara, Sabtu (28/11/2020).

Luhut meminta sejumlah oknum tidak lagi menjual ide-ide kekerasan yang kemudian membuat Indonesia ditakuti. Ia juga meminta jangan karena ambisi politik lalu sengaja menimbulkan keributan.

"Sebagai yang paling senior di ruangan ini, saya sampaikan itu. Jadi, jangan sampai karena kepentingan-kepentingan politik kita, ambisi-ambisi politik kita, berahi kekuasaan kita, kita buat keributan-keributan. Itu saya kira adalah dosa yang paling besar dari seorang pemimpin yang mengetahui itu," ujar dia.

Luhut menjelaskan, dibanding negara Asia Tenggara lainnya, Indonesia tidak kalah dari segi alam, kebudayaan, kuliner, hingga hiburan. Sayangnya, ia mengakui memang masih ada kekurangan di sejumlah titik, misalnya infrastruktur hingga keramahtamahan penduduknya.

"Saya cukup banyak keliling dunia, apa yang kita lihat di Labuan Bajo, misalnya, di Mandalika, di Bali, di beberapa spot, di Toba, itu tempat-tempat yang sangat indah sekali. Tapi, kita kurang menjual karena banyak hal tadi, masalah infrastrukturnyalah, keramahtamahanlah," kata dia.

Oleh karena itu, Luhut meminta segenap masyarakat kompak dan ikut mendorong pengembangan pariwisata nasional.

"Sekarang bagaimana kita menciptakan lapangan kerja, mendidik orang untuk ramah tamah. Jangan kebencian, anger yang kita tampilkan. Di kejadian akhir-akhir ini, itu juga membuat orang menilai negara ini begini aja," ungkap Luhut.

"Kalau orang takut datang kemari, yang akan rugi itu rakyat kecil. Jadi kita sebagai pemimpin harus memberikan kedamaian, ketenangan, dan memberikan kesan, kau datang kemari, kau pasti kita jamin," kata dia kepada peserta Rakornas yang terdiri dari sejumlah menteri dan kepala daerah itu.

Danau Toba

Saat ini pemerintah tengah fokus mengembangkan infrastruktur di Danau Toba, Sumatera Utara, sebagai salah satu destinasi pariwisata super prioritas atau lima Bali baru.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan, salah satu infrastruktur yang akan dibangun untuk menarik minat wisatawan mancanegara adalah pembangunan pelabuhan di 12 lokasi di sekitar Danau Toba.

"Itu karena 7 bupati minta pelabuhan. Jadi ada kewajiban itu," kata dia.

Namun, mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) itu mengakui, pemerintah tidak ingin menggelontorkan uang untuk membangun pelabuhan atas permintaan pemerintah daerah tersebut.

"Saya bilang, saya enggak mau bayar lagi," ujar Budi.

Oleh karenanya, Budi meminta kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, yang merupakan warga asli wilayah tersebut, mengumpulkan orang asli Batak untuk membangun pelabuhan.

"Saya minta Pak Luhut kumpulin orang Batak yang kaya-kaya, tapi jangan untuk dimiliki dia, kasih lomba buat itu karena satu pelabuhan lebih dari Rp 50 miliar," tutur dia.

Lebih lanjut, Budi menegaskan, pihaknya siap memberikan fasilitas-fasilitas khusus di kawasan 5 Bali baru untuk menarik minat wisatawan.

Harapannya, hal tersebut dapat memulihkan sektor pariwisata yang terpukul oleh pandemi Covid-19, yang kemudian dapat mendongkrak perekonomian nasional.

"Pendek kata, sektor pariwisata akan menjadi satu sasaran atau upaya kami mendukung upaya pemulihan ekonomi,” ucap Budi.

https://money.kompas.com/read/2020/11/28/111844326/luhut-alam-indonesia-indah-tapi-kurang-menjual

Terkini Lainnya

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke