Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Keuntungan IK-CEPA bagi Indonesia

Sementara pada November lalu Indonesia baru menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP), yang salah satu negara dalam kesepakatan itu adalah Korea Selatan (Korsel).

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, kedua perjanjian tersebut berbeda. RCEP merupakan perjanjian multilateral dengan melibatkan 15 negara, sementara IK-CEPA perjanjian bilateral antara Indonesia dan Korsel.

Menurutnya, dari sisi perdagangan dengan Korsel, IK-CEPA lebih banyak memberi keuntungan dibandingkan dengan RCEP.

"IK-CEPA ini sangat menguntungkan. (Eliminasi pos) tarif-tarif yang dalam RCEP, (di IK CEPA) ada penambahan. Jadi ada yang tidak termasuk dalam RCEP," ujar Agus dalam dalam konferensi pers penandatanganan IK-CEPA, Jumat (18/12/2020).

Dalam RCEP, Korsel akan mengeliminasi hingga 88 persen pos tarif, sementara dalam IK-CEPA Negeri Gingseng itu akan mengeliminasi hingga 95,54 persen pos tarifnya.

Indonesia sendiri dalam RCEP akan mengeliminasi 91 persen pos tarif, sementara dalam perjanjian bilateral dengan Korsel akan mengeliminasi hingga 92,06 persen pos tarif.

"Dalam IK-CEPA yang sifatnya bilateral, tingkat kedalaman komitmennya itu berbeda," kata Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Iman Pambagyo dalam kesempatan yang sama.

Begitu pula dengan perdagangan jasa. Menurut Iman komitmen Indonesia dan Korsel jauh lebih baik secara bilateral.

"Karena ini kami pandang sebagai salah satu fasilitas yang diperlukan untuk mendorong investasi Korsel ke Indonesia yang sudah mulai terjadi, dan kami harapkan melalui IK-CEPA akan semakin meningkat investasi Korsel ke Indonesia," kata Iman.

IK-CEPA mencakup perdagangan barang yang meliputi elemen penurunan/penghapusan tarif, ketentuan asal barang, prosedur kepabeanan, fasilitasi perdagangan, dan trade remedies.


Selain itu, perdagangan jasa, investasi, kerja sama ekonomi, serta pengaturan kelembagaan.

Pada perdagangan barang, beberapa produk Indonesia yang tarifnya akan dieliminasi oleh Korsel adalah bahan baku minyak pelumas, stearic acid, t-shirts, blockboard, buah-buahan kering, dan rumput laut.

Sementara itu, Indonesia akan mengeliminasi tarif untuk beberapa produk seperti gear box of vehicles, ball bearings. dan paving, hearth or wall tiles, unglazed.

Melalui perjanjian ini, Indonesia juga akan memberikan preferensi tarif guna memfasilitasi investasi Korsel di Indonesia untuk 0,96 persen pos tarif senilai 254,69 juta dollar AS, atau 2,96 persen dari total impor Indonesia dari Korsel.

Jika dilihat dari nilai impor, Korsel akan mengeliminasi tarif untuk 97,3 persen impornya dari Indonesia. Sementara Indonesia akan mengeliminasi tarif untuk 94 persen impornya dari Korea Selatan.

Sementara pada perdagangan jasa, Indonesia dan Korsel berkomitmen membuka lebih dari 100 subsektor, meningkatkan integrasi beberapa sektor jasa di masa depan antara lain pada sektor konstruksi, layanan pos dan kurir, franchise, hingga layanan terkait komputer.

Serta berkomitmen memfasilitasi pergerakan intra-corporate transferees (ICTs), business visitors (BVs), dan independent professionals (IPs).

https://money.kompas.com/read/2020/12/18/151010726/ini-keuntungan-ik-cepa-bagi-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke