KOMPAS.com - Ada beberapa jenis portofolio investasi reksadana, salah satunya reksadana pendapatan tetap.
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana investor yang dikelola oleh Manajer Investasi, di mana dana akan diinvestasikan ke dalam bentuk surat berharga seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang lainnya.
Reksadana pendapatan tetap (RDPT) bisa dipilih oleh calon investor yang ingin bermain di pasar modal tapi menghindari risiko tinggi.
Sebagian besar dana instrumen investasi ini akan ditempatkan dalam efek berpendapatan tetap seperti surat utang.
Pada reksadana pendapatan tetap, minimal 80 persen dana investor diinvestasikan dalam bentuk efek bersifat utang seperti obligasi atau sukuk.
Baca juga: Reksadana Penyertaan Terbatas adalah Apa? Ini Pengertiannya
Jenis instrumen investasi ini memiliki tingkat risiko menengah, yang lebih tinggi dibandingkan reksadana pasar uang tapi lebih rendah daripada reksadana saham.
Reksadana pendapatan tetap bisa dijadikan pilihan untuk diversifikasi investasi saat kondisi ekonomi masih belum stabil.
Imbal hasil atau return reksadana pendapatan tetap sekitar 7-8 persen per tahun. Investasi ini paling pas untuk jangka waktu antara 1-3 tahun.
Baca juga: Reksadana Bisa Alami Kerugian, Apa Penyebabnya?
Lebih lanjut, beberapa keuntungan investasi reksadana pendapatan tetap antara lain:
Dalam hal ini, investor diimbau memilih Manajer Investasi yang profesional dan berizin OJK.
Baca juga: Reksadana Pasar Uang adalah Apa? Ini Pengertiannya
Sementara itu, risiko dari investasi reksadana pendapatan tetap meliputi:
Itulah ulasan mengenai apa itu reksadana pendapatan tetap (RDPT), keuntungan, dan risikonya.
Baca juga: Reksadana adalah Apa? Ini Pengertian dan Jenisnya
Baca juga: Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.