Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[TREN MUSIK KOMPASIANA] Menikmati Musik-musik Hair Metal | Masa Depan Alat Musik Tradisional Karo | Musik, Bunyi yang Matematis

KOMPASIANA---Paling tidak ada 3 hal yang tepat untuk menggambarkan musik 'Hair Metal': nyentrik, tak teratur, dan anti-mainstream.

Apalagi dengan kostum mereka yang menonjol atau gaya rambutnya tampak acak-acakan itu.

Pada dekade 80an, musik-musik 'Hair Metal' sempat berjaya. Banyak sekali band dengan genre ini lahir dan musiknya masih kita dengar hingga hari ini.

Seiring perkembangan zaman gaya-gaya dari musisi Hair Metal mulai ditinggalkan. Akan tetapi, konsepnya barangkali masih akan terus berkembang.

Adakah yang bisa menyebutkan 3 band beraliran Hair Metal yang masih diingat?

1. Hair Metal Telah Mati namun Lagu-lagunya Masih Enak Dinikmati

Hair Metal yang lahir karena pengaruh genre glam metal ini pernah berada di puncak ketenarannya pada tahun 80an.

Lagu-lagu hits dari band Hair Metal, tulis Kompasianer Ika Septi, merajai saluran radio dan tentu saja MTV, menjadikan genre musik itu sangat populer mengalahkan genre musik lainnya.

"Motley Crue merupakan pionir band hair metal yang sukses dengan beberapa albumnya sampai akhirnya mereka menyerah untuk bubar pada tahun 2015 silam," lanjutnya.

Lagu yang berada dalam album "Theater of Pain", misalnya, telah menjadi pendorong band-band hair metal lain untuk tampil ke permukaan. (Baca selengkapnya)

2. Menatap Masa Depan Alat Musik Tradisional Karo dalam Alunan Musik Pilu

Saat ini, tulis Kompasianer Teopilus Tarigan, jarang dijumpai orang yang mahir memainkan gendang telu sendalanen di setiap desa di Tanah Karo, kondisi ini cukup mengkhawatirkan.

Sebagai contoh, masihkah ada yang tahu Gendang telu sendalanen? Gendang telu sendalanen itu bisa dikatakan gendang tiga serangkai.

"Uniknya, gendang telu sendalanen, yang terdiri atas pemukul gung (gong), anak gendang, dan penarune (peniup serunai) pada zaman dulu ada di setiap kampung di Tanah Karo," tulis Kompasianer Teopilus Tarigan.

Jadi dulu bila upacara adat yang membutuhkan musik pengiring, maka pihak keluarga yang menyelenggarakan acara tinggal mengundang dua pemain musik lagi dari luar kampung, yang terdiri atas pemain gendang penganak dan indung gendang.

Kombinasi kelima unsur alat musik tradisional inilah, lanjut Kompasianer Teopilus Tarigan menjelaskan, yang dinamakan "Gendang telu sendalanen, lima sada perarihen". (Baca selengkapnya)

3. Musik, Bunyi yang Matematis

Kompasianer Pramono Kusumastoto membuka tulisannya dengan menarik bahwa musik itu erat kaitannya dengan bunyi, bunyi erat kaitannya dengan pendengaran.

Oleh karena itu, lanjutnya, musik memiliki struktur matematis yang diterjemahkan dalam susunan nada dan harmoni pada sebuah komposisi dan aransemen musik, muaranya ada di perasaan.

"Banyak yang tidak menyadari bahwa ketika seseorang mempelajari musik maka sebenarnya ia juga sedang mempelajari matematika namun dalam bentuk yang lebih estetis," tulisnya.

Dalam sebuah proses musikal, seorang musikus menyinergikan otak kanan dan otak kiri agar terjadi keseimbangan momentum not dengan not lain. (Baca selengkapnya)

***

Simak beragam ulasan mengenai dunia musik yang beragam di Kompasiana pada sub-kategori: Gaya Hidup/Musik.

https://money.kompas.com/read/2021/03/24/113705426/tren-musik-kompasiana-menikmati-musik-musik-hair-metal-masa-depan-alat-musik

Terkini Lainnya

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke