Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[TREN WORKLIFE KOMPASIANA] Punya Kerja Sampingan Itu Penting | Pekerjaan Tidak Sesuai Bidang Studi | Perselingkuhan dengan Rekan Kerja

KOMPASIANA---Terkadang pendapatan yang didapat dari perusahaan belum bisa mencukupi biaya hidup, maka mencari pekerjaan sampingan bisa jadi alternatif solusi untuk memenuhinya.

Tidak hanya itu, terkadang alasan orang memiliki pekerjaan sampingan itu untuk bisa melakukan hal yang disenangi, seperti hobi yang menghasilkan.

Namun, ada yang perlu diperhatikan jika sudah melakukan kerja sampingan memiliki dampak bagi kesehatan hingga kesulitan membagi waktu dengan pekerjaan utama.

Nah, bagaiamana agar kerja sampingan dan pekerjaan utama bisa berjalan dengan baik?

1. Ini Alasan Kerja Sampingan Itu Penting

Kompasianer TauRa dalam sebuah sesi pelatihannya pernah melemparkan satu pertanyaan kepada peserta: bisakan Anda yang sudah bekerja tetap ini punya kerja sampingan?

Jawabannya beragam, akan tetapi mayoritas menjawab tidak bisa karena waktu mereka sudah habis. Bahkan tidak sedikit mereka yang mesti menyelesaikan pekerjaan hingga malam hari.

Sebenarnya, tulis Kompasianer TauRa, kerja sampingan itu sangat mudah dilakukan jika tahu caranya.

Sebagai contoh, kerja sampingan ini bisa dimulai dengan mendelegasikan kepada orang lain, tetapi kita yang memberi modalnya.

"Sepulang kerja, Anda bisa mengontrolnya, mengecek pemasukannya, dan seterusnya," lanjutnya.

Secara sederhana kita bisa belajar sebagai pemilik perusahaan ketika menjalani kerja sampingan; sekaligus karyawan di perusahaan sebagai karyawan. (Baca selengkapnya)

2. Berdamai dengan Pekerjaan yang Tidak Sesuai dengan Bidang Studi

Kompasianer Ardy Milik ingat, ketika sedang mendorong traktor yang terbenam di dalam lumpur mendengar ucapan dari anak berumur 13 tahun di persawahan daerah Flores.

"Kerja apa saja yang penting halal, dan tidak makan dari keringat orang lain," ujar anak tersebut, seperti dikutip Kompasianer Ardy Milik.

Kesadaran kritis seorang anak dalam tataran tertentu, misalnya sebagaimana ditulis Kompasianer Ardy Milik melampaui pemikiran tamatan perguruan tinggi.

Bahwa dari ucapan anak kecil tadi itu mampu menentukan bagaimana dirinya mesti bekerja ketika di dunia kerja karena tidak sesuai dengan bidang studi.

"Persaingan kini tidak lagi berlandaskan siapa yang kau kenali, tetapi apa keahlihanmu, demikian prinsip dunia kerja," tulis Kompasianer Ardy Milik. (Baca selengkapnya)

3. Rentannya Perselingkuhan dengan Rekan Kerja

Bagaimana sikapmu jika mengetahui ada rekan kerja yang melakukan perselingkuhan di lingkungan kerjamu?

Kompasianer Indra Mahardika bahkan sudah terbiasa dengan fenomena semacam itu di sekitar lingkungan kerjanya.

"Ada yang pintar merahasiakan hingga tidak ada satupun rekan kerja yang menyadari atau justru ada yang terang-terangan menunjukan hubungan perselingkuhan kepada orang sekitar," tulisnya.

Akan tetapi bisakah perselingkuhan dengan rekan kerja itu dihindari, paling tidak bukan kita sebagai pelakunya? (Baca selengkapnya)

***

Simak ragam ulasan tentang kehidupan di dunia kerja lainnya di Kompasiana lewat subkategori: Lyfe - Worklife.

https://money.kompas.com/read/2021/04/02/131300926/-tren-worklife-kompasiana-punya-kerja-sampingan-itu-penting-pekerjaan-tidak

Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke