Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berikan Bibit Pisang ke Petani di NTT, Mentan Minta Hasilnya Diolah Jadi "Home" Industri

KOMPAS.com – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan, pihaknya tidak hanya membantu pemulihan budidaya padi, jagung dan peternakan, namun juga memberikan bantuan program untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT).

Program tersebut diwujudkan melalui bantuan bibit pisang varietas baru dari hasil Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang) Kementerian Pertanian (Kementan) dan fasilitasi aspek hilir kepada setiap rumah terdampak bencana alam.

"Kami siapkan bibit pisang 100 ribu pohon tanam setiap rumah, hasilnya sangat bagus beda dengan pisang umumnya. Namun, saya ingin bukan soal buah pisang, tetapi hasilnya dapat dikelola menjadi home industri," ujarnya, dalam keterangan tertulis yang diteirma Kompas.com, Senin (12/4/2021).

Home industri yang dimaksud, seperti memproduksi keripik dalam kemasan bagus dan dapat memberikan nilai jual tinggi.

Pernyataan itu SYL sampaikan saat berkunjung ke Kupang, NTT guna meninjau lokasi terdampak bencana alam akibat badai tropis seroja di Posko Bencana Alam NTT, Kantor Gubernur NTT, Sabtu (10/4/2021).

Selain meninjau, ia turut menyerahkan bantuan sembako yang dimuat 20 truk dan sarana pertanian bersama Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.

SYL mengatakan, kunjungan tersebut merupakan respons cepat Kementan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan mengambil langkah strategis guna menangani dampak bencana alam. Utamanya, mengembalikan produksi padi, jagung dan peternakan.

"Saya hadir di sini untuk bangsa dan negara. Kegiatan ini adalah perintah Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi). Untuk itu, kami memberikan bantuan darurat berupa sembako dan melihat pertanian terdampak bencana, seperti padi, jagung hingga peternakan agar segera dilakukan upaya pemulihan," imbuh SYL.

Sebelumnya, Mentan SYL bersama Bupati Kupang Korinus Masneno telah meninjau lahan pertanian dan peternakan terdampak bencana alam di Oesao, Kabupaten Kupang.

Dalam kesempatan itu, ia menyebutkan, penanganan dampak bencana alam di NTT merupakan salah satu perhatian utama Kementan.

Oleh karena itu, SYL memerintahkan jajarannya bersama pemerintah daerah (pemda) untuk menyusun rumusan program yang tepat guna.

Hal tersebut dilakukan Kementan guna memulihkan produksi padi, jagung dan peternakan. Seperti diketahui, NTT merupakan sentra produksi jagung dan sapi.

"Masalah padi, jagung dan ternak akibat bencana alam ini akan saya hitung dan saya perintahkan dirjen (direktur jenderal) untuk turun cepat menyusun agenda dan program nyata," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menegaskan, kunjungan Mentan SYL untuk memberikan bantuan dan program pemulihan, serta peningkatan hasil pertanian utama padi, jagung, dan peternakan.

"Jadi kedatangan Mentan bukan hanya menyerahkan sembako saja. Paling penting, kalau Pak Mentan turun, artinya bantuan utamanya adalah untuk sektor pertanian," ucapnya.

Perlu diketahui, Badai Tropis Seroja terjadi pada Minggu (4/4/2021) dengan membawa angin kencang, banjir bandang dan tanah longsor. Bencana ini mengakibatkan beberapa wilayah NTT porak-poranda.

Selain kerusakan bangunan, sektor pertanian tanaman padi, jagung dan peternakan mengalami hal serupa.

Terkait bantuan, Kementan menyalurkan 20 truk sembako untuk korban bencana alam di Kota Kupang, Kabupaten Malaka, Flores Timur, Lembata, dan Sumba Timur.

https://money.kompas.com/read/2021/04/12/083823826/berikan-bibit-pisang-ke-petani-di-ntt-mentan-minta-hasilnya-diolah-jadi-home

Terkini Lainnya

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke