Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tesla Tak Lagi Terima Bitcoin, Harganya Kian Anjlok Jadi Rp 600 Jutaan

Mengutip Channel News Asia, Jumat (14/5/2021), mata uang kripto itu turun menjadi 45.700 dollar AS atau setara dengan Rp 648 juta (kurs Rp 14.200). Teranyar, bitcoin kembali turun 1,6 persen menjadi 48.595 atau Rp 690 juta.

Sejatinya aksi jual bitcoin dipengaruhi oleh dua hal. CEO Tesla Elon Musk mengatakan, Tesla akan berhenti menerima bitcoin sebagai mata uang atau alat pembayaran untuk membeli Tesla, di tengah penyelidikan AS ke Binance.

Sebagai bagian dari penyelidikan, Departemen Kehakiman AS dan Internal Revenue Service telah mencari informasi soal bisnis yang dijalaninya. Binance merupakan aplikasi pertukaran aset kripto ke kripto, misalnya bitcoin ke altcoin.

Tak hanya bitcoin, mata uang kripto terbesar kedua, ethereum, juga turun ke sesi terendah di level 3.543 dollar AS (Rp 50 juta) dan terakhir ke level 3.633 dollar (Rp 51 juta) atau turun 4,6 persen.

Pada Rabu lalu, ethereum sempat mencapai level tertinggi sepanjang masa sebesar 4.380 dollar AS.

Adapun sebelum Musk melarang penggunaan bitcoin untuk membeli mobil listriknya, Tesla telah membeli banyak bitcoin. Pada 8 Februari lalu, pabrikan mobil listrik asal AS itu membeli bitcoin senilai 1,5 miliar dollar AS. Dengan begitu, Tesla menerima bitcoin sebagai alat pembayaran.

Pernyataan Tesla kala itu membuat harga bitcoin kembali melonjak, bahkan menjadi salah satu faktor yang membuat mata uang kripto mengalami kenaikan tahun ini.

Sayangnya, Musk merasa mengalami tekanan atas dampak lingkungan investasi bitcoin, yang notabene banyak diwanti-wanti oleh para pengamat dan pelaku pasar.

Mata uang kripto ini memang bergantung pada sistem komputer yang bersaing untuk memecahkan masalah matematika rumit dan menggunakan listrik dalam jumlah besar.

"Kami prihatin dengan peningkatan pesat penggunaan bahan bakar fosil untuk penambangan dan transaksi Bitcoin, terutama batu bara, yang memiliki emisi terburuk dari bahan bakar apa pun," tulis Musk dalam akun Twitternya.

Komentar Musk yang ditulis melalui sosial media itu sontak mengguncang pasar, meski dia mengungkapkan, Tesla tidak akan menjual bitcoin yang dibelinya.

Musk pun berkomitmen, akan lanjut menambang bitcoin sesegera mungkin setelah dialihkan ke energi yang lebih berkelanjutan.

Dalam tweet kedua pada hari Kamis (13/5/2021), Musk mengecam jumlah energi buruk yang digunakan untuk menghasilkan bitcoin. Tweet Musk lantas membuat harga bitcoin makin rendah.

Padahal mata uang digital tersebut masih diperdagangkan sekitar 30 persen lebih tinggi dari sebelum pengumuman Tesla pada bulan Februari.

Bitcoin tercatat pernah mencapai rekor tertinggi di level 64.895 dollar AS pada pertengahan April, kemudian turun ke titik puncak 47.000 dollar AS dalam kurun waktu 11 hari. Kemudian kembali naik di sekitar 58.000 dollar AS.

Masalah lingkungan

Perlu diketahui, data dari Universitas Cambridge dan Badan Energi Internasional menunjukkan, penambangan bitcoin memakan jumlah energi yang hampir sama setiap tahun seperti yang dilakukan Belanda pada tahun 2019.

Analis Laith Khalaf mengatakan, masalah lingkungan adalah subjek yang sangat sensitif belakangan ini, dan langkah Tesla bisa menjadi peringatan bagi investor yang belum mempertimbangkan jejak karbon dari penambangan bitcoin.

"Mungkin berfungsi sebagai peringatan bagi bisnis dan konsumen yang menggunakan Bitcoin, yang hingga saat ini belum mempertimbangkan jejak karbonnya," kata Laith Khalaf.

https://money.kompas.com/read/2021/05/14/071038426/tesla-tak-lagi-terima-bitcoin-harganya-kian-anjlok-jadi-rp-600-jutaan

Terkini Lainnya

Pendiri Jadi Tersangka Dugaan Korupsi PT Timah, Sriwijaya Air Buka Suara

Pendiri Jadi Tersangka Dugaan Korupsi PT Timah, Sriwijaya Air Buka Suara

Whats New
Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Whats New
Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Whats New
Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Whats New
Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Whats New
Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Whats New
Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Whats New
Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Whats New
Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

Whats New
Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Whats New
Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Whats New
Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke