Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[TREN EDUKASI KOMPASIANA] Pentingnya Pendidikan Pancasila | Urgensi Cakap Bahasa Inggris | Cara Aman dan Disiplin Anak Menggunakan Gawai

KOMPASIANA---Dalam upaya menghidupkan pendidikan Pancasila itu mesti juga dibarengi dengan pembangunan ilmu pengetahuan Pancasila.

Maksudnya, pembelajaran Pancasila di sekolah mesti lebih mendalamkan nilai-nilai penghayatan, pelaksanaan, dan pembiasaan.

Jika hal itu bisa dimulai secepatnya, bukan lagi sekadar menghafal isi dan pengamalan Pancasila, pasti bisa menjadi nilai karakter yang memengaruhi tingkah laku siswa dalam kehidupannya.

Harapannya, semoga Indonesia merupakan negara multikultural yang butuh membangun kebersamaan dalam keberbedaan agar terus harmonis sebagai suatu bangsa.

1. Pendidikan Pancasila Bukan Pelajaran "Kelas Dua", Kan?

Dulu, Kompasianer Zaldy Chan ingat betul, jika menghadapi ujian Pelajaran Pancasila berapa pun soal yang diagihkan guru, akan mudah dilalui.

Ternyata Kompasianer Zaldy Chan ini punya 3 rumus tersendiri dalam mengerjakan soal-soal itu dengan pilih atau pikirkan jawaban yang paling baik atau berlaku umum di masyarakat.

Akan tetapi kini Kompasianer Zaldy Chan justru menemukan permasalahan akan pendidikan Pancasila ini, seperti posisi pelajaran pendidikan Pancasila di dalam tiga kurikulum berbeda.

"Pelajaran Pancasila hanya 2 jam pelajaran (antara 70-90 menit) dalam satu minggu. Hingga saat ini, di SMP dan SMA juga masih begitu," tulisnya.

Silakan bandingkan dengan jumlah jam pelajaran dalam satu minggu pada mata pelajaran lainnya. (Baca selengkapnya)

2. Urgensi Cakap Bahasa Inggris dan Tips Belajar Secara Autodidak

Keahlian berbahasa Inggris bukanlah sebuah kewajiban yang harus dimiliki oleh semua orang. Entah dalam hal listening, reading, writing, dan speaking.

Maka dari itu, menurut Kompasianer Bayu Samudra jargon Badan Bahasa Indonesia sudah tepat: Lestarikan bahasa daerah, gunakan bahasa Indonesia, dan kuasai bahasa asing (Inggris).

Bahasa Inggris mesti dipelajari dengan membaca kamus Indonesia Inggris dan menulis sebagai isi dari kamus tersebut.

Dengan membaca, kita tentu tahu wujud dari kosa kata bahasa Inggris tersebut.

"Dalam membaca kosa kata tersebut, jangan pikirkan salah dan benarnya ucapan terlebih dahulu, entah dengan logat bahasa Jawa atau bahasa Indonesia," tulis Kompasianer Bayu Samudra. (Baca selengkapnya)

3. Agar Anak Aman dan Disiplin Menggunakan Gawai

Selain mendapat hal positif dari pemakaian gawai, banyak juga hasil penelitian yang mengungkap dampak negatif yang dirasakan.

Mengingat banyaknya efek negatif tersebut, ada beberapa orangtua yang memutuskan untuk tidak memperbolehkan atau memperkenalkan anaknya dengan gawai sama sekali.

Namun, bagi Kompasianer Hayatilah Nur bila orangtua yang menginginkan agar anaknya tidak tertinggal kemajuan teknologi, boleh saja memperkenalkan gawai pada anak.

"Sebaiknya jika ingin mengenalkan gawai, bisa dimulai dari usia tiga tahun. Anak usia tersebut sudah bisa diajak untuk membuat kesepakatan, dan mengenal aturan dalam keluarga," tulis Kompasianer Hayatilah Nur. (Baca selengkapnya)

***

Simak konten-konten menarik lainnya seputar dunia pendidikan di Kompasiana lewat subkategori Edukasi.

https://money.kompas.com/read/2021/06/03/161600726/-tren-edukasi-kompasiana-pentingnya-pendidikan-pancasila-urgensi-cakap-bahasa

Terkini Lainnya

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke