Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sekelumit Jakarta Tempo Doeloe

Ketika itu saya kebetulan tinggal di bilangan Jalan Segara, yang sebelumnya bernama Rijswijk dan sekarang dikenal sebagai jalan Veteran. Tidak jauh dari jalan Segara terdapat pusat perbelanjaan Pasar Baru dan tidak jauh dari situ pula ada Gedung Kesenian.

Di seberang Kali Ciliwung, terbentang jalan Nusantara, dengan banyak toko-toko yang berjajar di sana, antara lain Van Dorp, Toko Oen dan Toko Olivetti Soekardi. Di ujung jalan Nusantara, menyeberang rel Kereta Api, terdapat dua buah bioskop berseberangan yaitu Capitol dan Astoria.

Di Jalan Segara sendiri, terdapat Hotel Rijswijk dan di Jalan Segara I nomor 10 terdapat restoran terkenal, Ragusa Italian Ice Cream. Di Jalan Segara III agak berbatasan dengan Istana, menghadap ke Jalan Merdeka terdapat Hotel Lainnya yang bernama Hotel Dharma Nirmala, yang kemudian pernah menjadi Mess atau asrama Pasukan Cakrabirawa.

Ujung lainnya yang menghadap ke jalan Segara, ada gedung USIS ( United States Information Service).

Jalan Segara IV kini sudah tidak ada karena sudah menjadi bagian dari halaman Istana Presiden tempat Kantor Sekneg dan Wisma Tamu Negara. Jalan Segara IV dahulu dikenal sebagai “poolweg” , orang Betawi menyebutnya sebagai “Gang Pol”.

Bila dari jalan Segara IV menuju ke arah jalan Majapahit, di sana terletak kedutaan besar India, yang sesekali tiap hari Rabu malam memutar film untuk warga sekitar. Di jalan Majapahit sendiri terdapat Hotel Majapahit, kemudian di seberangnya adalah toko dan show room Philips, sekarang bernama Ralin.

Ada juga beberapa toko, antara lain tukang cukur terkenal untuk kalangan atas yang bernama Maharim. Di penghujung jalan Majapahit inilah terdapat simpang Harmoni yang khas dengan patung telanjangnya yang bertengger di atas jembatan kali ciliwung. Berseberangan dengan patung tersebut ada sebuah Hotel lain yang bernama Hotel Des Indes.

Tidak jauh dari jalan Segara IV, di jalan Merdeka Barat, terletak gedung RRI dan juga sebuah kantor dengan bentuk yang unik yaitu terpajang dua buah baling-baling pesawat terbang di halaman mukanya.

Berseberangan dengan lokasi RRI terdapat kantor Polisi yang saat itu terkenal dengan nama Hoofdbureau Van Politie atau Kantor Besar Kepolisian. Orang-orang kala itu menyebutnya sebagai Hopbiro. Jalan Medan Merdeka Barat dahulu namanya adalah Koningsplein West.

Di jalan yang sama terdapat pula Museum yang dikenal dengan Gedung Gajah dan di dalamnya terdapat perpustakaan nasional.

Berseberangan dengan museum terdapat Lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta) dengan stadion yang cukup megah untuk ukuran saat itu dan disampingnya ada lapangan terbuka yang masih terdapat pohon-pohon beringin besar, dikenal sebagai lapangan Gambir, dimana terdapat pula lapangan Deca Park.

Konon di zaman Belanda, sebenarnya Jakarta yang bernama Batavia hanyalah sebuah Kota Keresidenan. Kantor Keresidenan Batavia berada di Gedung Fatahilah yang sekarang menjadi Museum Fatahilah.

Pada saat ini semua sudah berubah sama sekali, lapangan Gambir yang berdampingan dengan Taman Chairil Anwar telah menjelma menjadi lapangan Monas, demikian pula beberapa bangunan lainnya sudah tidak ada lagi.

Dinamika pembangunan nasional memang menuntut banyak perubahan, sehingga banyak pula bangunan bangunan bersejarah yang kini sudah tidak ada lagi. Semua sudah tinggal kenangan. Kenangan dari sekelumit salah satu sisi dari kota Jakarta Tempo Doeloe.

https://money.kompas.com/read/2021/07/02/074000926/sekelumit-jakarta-tempo-doeloe

Terkini Lainnya

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke