Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pendapatan Merosot, Ini Strategi Garuda Indonesia Maksimalkan Kinerja hingga Akhir Tahun

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pelebaran rugi bersih pada semester I-2021, menjadi 898,6 juta dollar AS atau setara Rp 12,9 triliun (asumsi kurs Rp 14.400 per dollar AS).

Ini selaras dengan merosotnya pendapatan maskapai pelat merah itu.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, penurunan pendapatan itu tidak terlepas dari pemberlakuan pembatasan mobilitas masyarakat, seiring dengan meningkatnya angka penyebaran Covid-19.

Hal tersebut terefleksi dengan anjloknya pendapatan perusahaan dari penerbangan berjadwal, dari 750,2 juta dollar AS atau setara Rp 10,8 triliun pada semester I-2020, menjadi 556,5 juta dollar AS atau setara Rp 8,01 triliun pada semester I tahun ini.

"Tidak dapat dipungkiri bahwa pemberlakuan pembatasan mobilitas masyarakat seiring melonjaknya kasus Covid-19 di Tanah Air telah berdampak signifikan terhadap keberlangsungan usaha jasa transportasi udara, tidak terkecuali bagi kami di Garuda Indonesia yang secara bisnis fundamental mengandalkan mobilitas masyarakat," tutur Irfan, dalam keterangannnya, Selasa (31/8/2021).

Namun, pada periode Januari-Juni 2021, Garuda Indonesia mencatatkan pertumbuhan pendapatan penerbangan tidak berjadwal sebesar 93,2 persen secara tahunan, dari 21,54 juta dollar AS atau setara Rp 353,3 miliar menjadi 41,63 juta dollar AS atau setara Rp 599,4 miliar.

"Dengan adanya kenaikan tersebut, Garuda Indonesia akan terus mengoptimalkan potensi pangsa pasar charter, baik untuk layanan penumpang maupun kargo," kata Irfan.

Khusus untuk angkutan logistik, Garuda Indonesia telah mencatat adanya tren kenaikan jumlah kargo yang diangkut di setiap penerbangan sepanjang semester I-2021.

Perusahaan dengan kode emiten GIAA itu mencatatkan jumlah angkutan kargo sebesar 152.300 ton, tumbuh sebesar 37,56 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2020 sebesar 110.715 ton.

Di tengah masih belum pulihnya kinerja bisnis penerbangan nasional imbas menurunnya permintaan terhadap penerbangan angkutan penumpang, Garuda Indonesia terus melakukan berbagai langkah strategis guna meningkatkan pendapatan usaha lain.

Langkah tersebut salah satunya melalui optimalisasi ancillary revenue, di mana perseroan secara aktif menjalin kemitraan dengan berbagai pihak eksternal dalam rangka memaksimalkan potensi pendapatan di luar core business perseroan untuk pengangkutan penumpang.

"Baik melalui kemitraan bersama sektor retail, industrial, maupun kolaborasi strategis bersama ekosistem penunjang sektor logistik nasional," ucap Irfan.

https://money.kompas.com/read/2021/08/31/165257826/pendapatan-merosot-ini-strategi-garuda-indonesia-maksimalkan-kinerja-hingga

Terkini Lainnya

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke