Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Indosat dan Tri Resmi Merger, Simak Analisis Saham ISAT

JAKARTA, KOMPAS.com - Ooredoo Q.P.S.C. (Ooredoo) dan CK Hutchison Holdings Limited (CK Hutchison) resmi merger, dengan nama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (Indosat Ooredoo Hutchison).

Hal ini otomatis turut menggabungkan bisnis telekomunikasi masing-masing di Indonesia, yaitu PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo/ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia (H3I).

Dengan penggabungan kedua perusahaan telekomunikasi ini, diprediksi akan mengerek saham ISAT.

Menurut pengamat pasar uang Ariston Tjendra, sejak terdengar isu merger pada Desember tahun lalu, harga saham ISAT sudah bergerak naik dari sekitar harga Rp 2.500-an per saham ke posisi saat ini di level Rp 6.800-an per saham.

“Jika diamati secara teknikal, harga saham ISAT masih berpeluang naik setelah berhasil menembus ke atas resisten 7.500, dengan potensi kisaran resisten selanjutnya di 8.700-8.900,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Menurut Ariston, penggabungan ini meningkatkan pangsa pasar dan memperkuat posisi nomor dua ISAT, meskipun masih jauh di bawah Telkomsel.

Dia juga mengatakan, dengan penambahan pasar, profit juga akan bertambah.

Sementara itu, performa keuangan ISAT di dua kuartal terakhir juga membaik. Pendapatan dari bisnis seluler dan data menunjukkan kenaikan, mengalami kenaikan sekitar 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“ISAT juga berhasil menjual Towernya di kuartal kedua sehingga menambah kasnya yang bisa digunakan untuk ekspansi ke depan,” tambah dia.

Di sisi lain, Ariston juga menilai adanya peluang di industry pasar teknologi untuk berkembang saat ini yang terbukti dari minat pasar yang tinggi dalam menyambut kehadiran perusahaan-perusahaan teknologi.

Ini terbukti dari beberapa saham yang mengalami over subscribe atau kelebihan permintaan.

“Soal IPO saham teknologi belakangan ini cukup bagus ya dalam artian, harga selalu naik pasca IPO meskipun hanya sehari. Saham-saham tech baru selalu mendapat sambutan baik dari pasar, selalu over subscribe. Di masa pandemi, perusahaan teknologi mendapatkan pasar baru,” kata dia.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2021/09/17/101926326/indosat-dan-tri-resmi-merger-simak-analisis-saham-isat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke