Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ekonomi Digital Berkembang, Startup Banjir Pendanaan

Berdasarkan riset Scale Public Relations, tercatat ada 104 startup Indonesia yang memperoleh pendanaan sepanjang enam bulan pertama di 2021 atau naik 40,5 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2020 dan meningkat 53 persen dari periode yang sama di tahun 2019.

Total pendanaan yang didapat 104 startup tersebut mencapai 3,8 miliar dollar AS pada semester I-2021 atau naik 91 persen dibandingkan pendanaan di semester I-2020 sebesar 2 miliar dollar AS. Total pendanaan ini juga melesat 216 persen dibandingkan semester I-2019 sebesar 1,2 miliar dollar AS.

Startup di sektor fintech, logistik, dan e-commerce menjadi favorit atau paling banyak dilirik oleh investor. Hal ini terlihat dari besarnya jumlah startup dan pendanaan yang mengalir ke sektor tersebut.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menyampaikan, getolnya investor menanamkan modalnya ke startup digital tak lepas dari prospek ekonomi digital di Indonesia yang menjanjikan.

Selain berbekal besarnya jumlah penduduk Indonesia, saat ini pun sedang terjadi perubahan konsumsi masyarakat dari produk berbasis offline menjadi online.

Saat pandemi, intensitas pergerakan masyarakat Indonesia di area perumahan tampak lebih tinggi dibandingkan di kawasan toko ritel atau bahkan tempat kerja. Belum lagi, perilaku berbelanja masyarakat Indonesia meningkat dua kali lipat pada masa pandemi.

“Faktor-faktor ini mendukung tumbuhnya ekosistem ekonomi digital,” kata Huda, sebagaimana dikutip dari Kontan.co.id Senin (4/10/2021).

Dia menambahkan, sekitar 75 persen komponen ekonomi digital berhubungan erat dengan e-commerce. Ekosistem e-commerce sendiri begitu besar karena menyangkut aspek penjualan, permodalan, pembayaran, dan pengiriman.

Alhasil, industri e-commerce tak bisa lepas dari sektor pendukungnya yaitu logistik dan fintech. Hal ini lah yang membuat sektor e-commerce, logistik, dan fintech laris manis di mata investor.

“Investasi di sektor e-commerce tentu akan meningkatkan sektor lain seperti logistik dan fintech,” imbuh Huda.

Ke depan, Huda menilai tren pendanaan startup digital masih berpeluang tumbuh lebih besar. Apalagi, startup-startup e-commerce terus-menerus membangun ekosistem bisnis yang besar dan menyebar ke berbagai sektor lainnya.

Ambil contoh raksasa e-commerce seperti Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee yang tak hanya berkecimpung di layanan e-commerce semata, melainkan juga mengembangkan berbagai layanan lain dalam satu aplikasi, seperti layanan pembayaran hingga hiburan.

“Semakin besar dan kompleks ekosistem yang dibangun oleh perusahaan e-commerce, maka akan semakin baik dari segi peluang pendanaan. Banyak investor yang tertarik masuk ke sana,” pungkas Huda.

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Perkembangan ekonomi digital membuat pendanaan untuk startup melesat

https://money.kompas.com/read/2021/10/04/184044726/ekonomi-digital-berkembang-startup-banjir-pendanaan

Terkini Lainnya

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke