Dia menyebutkan, jika pada 2020, nilai ekonomi digital Indonesia hanya mencapai Rp 632 triliun, pada 2030 diproyeksikan naik menjadi Rp 4.531 triliun.
"Kontribusi ekonomi digital terhadap PDB pun meningkat dari 4 persen menjadi 18 persen," ujar Oke Nurwan dalam diskusi webinar Gambir Talks secara virtual, Selasa (12/10/202).
Menurut dia, saat ini e-commerce menjadi penyumbang terbesar dalam ekonomi digital Indonesia dan tercatat ada sebesar 54 persen dari total kunjungan berasal dari platform E-commerce Indonesia seperti dsri Tokopedia, Bukalapak dan BliBli.
"Ke depannya e-commerce diprediksi akan memerankan peran yang sangat besar, yaitu 33,37 persen dari total kontribusi ekonomi digital atau setara dengan Rp1.908 triliun pada tahun 2030," kata Oke.
Walau demikian, dikatakan Oke, ada ancaman atau tantangan yang timbul akibat adanya kegiatan e-commerce yaitu adanya praktik perdagangan tidak sehat yang mengancam UMKM.
"Seperti adanya predatory pricing contohnya. Itu bisa timbul dari kegiatan e-commerce ini," ungkap Oke.
Oleh sebab itu, pemerintah perlu hadir untuk membuat aturan main yang jelas dengan memaksimalkan potensi serta mengatasi permasalahan dan tantangan yang ada.
"Ini untuk menciptakan iklim berusaha e-commerce yang sehat, adil, dan bermanfaat. Pemerintah harus ada membuat regulasi ini," ungkap Oke Nurwan.
https://money.kompas.com/read/2021/10/12/170800826/kemendag--ekonomi-digital-indonesia-berpotensi-tumbuh-8-kali-lipat-di-2030
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.