Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengetatan Regulasi China dan Krisis Energi Bayangi Pasar Saham Asia

Menurut Portfolio Manager, Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Andrian Tanuwijaya, pengetatan regulasi terhadap beberapa sektor bisnis memang menyebabkan tekanan pada pasar saham China di tahun ini.

“Sebagai investor yang bijak sejatinya kita dapat menimbang antara dampak jangka pendek, meningkatnya volatilitas di pasar finansial, dan peluang jangka panjang yang ditawarkan oleh perekonomian dan pasar finansial China yaitu kualitas pertumbuhan ekonomi yang lebih baik,” kata Andrian.

Andrian bilang, lewat filosofi common prosperity yang dinyatakan oleh pemerintah China, pengetatan regulasi tersebut dilakukan untuk mendukung transformasi ekonomi, yang tadinya berbasis manufaktur, menjadi ekonomi berbasis konsumsi domestik.

“Pengetatan tersebut juga menekankan pada pengurangan kesenjangan sosial, peningkatan daya beli dan kesejahteraan masyarakat agar dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang lebih sehat dan berkesinambungan,” kata dia.

Dengan pengetatan tersebut Andrian, masih mempertahankan outlook positif pada pasar finansial China. Namun, tentunya dengan kebijakan tersebut beberapa sektor prioritas strategis menjadi pertimbangan kedepannya, seperti teknologi, enerfi baru terbarukan (EBT) dan infrastruktur.

“Guna meminimalisir risiko regulasi di tengah potensi volatilitas yang masih dapat ditimbulkan oleh reformasi kebijakan, dalam hal pengelolaan portofolio, maka pendekatan investasi akan condong pada sektor prioritas strategis, seperti inovasi dan teknologi, energi terbarukan, infrastruktur dan konsumsi domestik,” ucap dia.

Di sisi lain, saat ini China dan beberapa negara lainnya seperti India sedang mengalami krisis energi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan. Hal ini menyebabkan banyak negara ramai-ramai mengamankan komoditas penghasil energi seperti batu bara sehingga menyebabkan harganya naik signifikan.

Andrian menilai, kenaikan harga batu bara tersebut akan berdampak positif terhadap kinerja keuangan perusahaan batu bara di tanah air dalam beberapa kuartal ke depan.

“Dampak positif terhadap kinerja keuangan perusahaan batubara di Indonesia akan mulai terasa dalam beberapa kuartal ke depan seiring dengan semakin besarnya proporsi penjualan yang didasarkan pada harga batubara saat ini,” kata Andrian.

Andrian menambahkan, kondisi operasional dan neraca perusahaan juga jauh lebih solid karena sebagian besar perusahaan batubara sudah melakukan program efisiensi dan manajemen keuangan yang konservatif selama periode downturn beberapa tahun terakhir.

Selain itu, perlu dicatat pula, kenaikan harga komoditas dunia bukan hanya berdampak positif pada perusahaan produsen barang komoditas tersebut, tetapi juga memberikan trickle-down effect terhadap perekonomian Indonesia secara keseluruhan melalui meningkatnya nilai ekspor dan kesejahteraan masyarakat yang berhubungan dengan sektor tersebut.

“kenaikan harga komoditas dunia juga diharapkan mampu mengembalikan keyakinan investor terhadap pasar modal Indonesia,” kata dia.

https://money.kompas.com/read/2021/10/26/083000726/pengetatan-regulasi-china-dan-krisis-energi-bayangi-pasar-saham-asia

Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke