Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Konsep Pelabuhan Utama dan Pengumpan Jadi Strategi Optimalkan Tol Laut

Lewat konsep itu diharapkan distribusi barang dan pengembangan ekonomi di wilayah terdepan, terpencil, tertinggal, dan perbatasan (3TP), dapat lebih optimal.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjelaskan, konsep hub dan spoke adalah sebuah pola jaringan yang memanfaatkan pelabuhan-pelabuhan pengumpul.

"Konsep hub and spoke tersebut, membuat adanya sebuah jaringan pelabuhan yang mampu menjadi alternatif dalam bidang logistik kelautan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (17/11/2021).

Pada konsep hub dan spoke, pelabuhan utama meminta muatan dan pengiriman sementara ke pelabuhan lain, yang berperan sebagai pengumpan.

Desain ini menggunakan kapal besar untuk distribusi muatan antar-Hub atau yang disebut main line. Sedangkan kapal berukuran lebih kecil, digunakan untuk mendistribusikan barang dari hub ke spoke, atau sebaliknya.

"Ini sangat bermanfaat untuk pengangkutan barang ke daerah yang sulit dijangkau, dan tidak dilayani kapal besar. Sehingga, rute tersebut menjadi rute terbaik dan juga menghasilkan biaya yang paling efisien," jelas Budi Karya.

Menurutnya, konsep hub dan spoke dapat menekan sejumlah biaya seperti biaya operasional kapal, biaya pengiriman dengan mempertimbangkan muatan yang dibawa kapal, harga bahan bakar, dan biaya kontainer.

Di samping itu, hal yang juga penting adalah perlu adanya pemanfaatan sistem informasi berbasis jaringan dalam pengiriman barang angkutan tol laut, agar lebih mudah dikontrol.

Ia bilang, tol laut menjadi penting dalam pendistribusian barang karena mayoritas wilayah Indonesia memang berupa perairan. Oleh sebab itu, berbagai upaya dilakukan untuk bisa mengoptimalkan pemanfaatannya.

Hingga saat ini, sudah terdapat 32 rute trayek tol laut dari awalnya hanya 13 trayek. Program ini telah mengoperasikan 32 kapal dan menyinggahi 114 pelabuhan dengan muatan yang diangkut mencapai lebih dari 250.000 ton.

Pada 2020, angka perbandingan PDB antara Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan Kawasan Barat Indonesia (KBI) yaitu 18,6 persen berbanding 81,4 persen. Hal ini menunjukkan ekonomi yang masih timpang.

Di sisi lain, disparitas harga barang sangat signifikan. Hal ini disebabkan karena produk kebutuhan bahan pokok dan bahan penting yang dikonsumsi di KTI, sebagian besar diproduksi di KBI.

"Oleh karena itu, transportasi laut menjadi moda yang memegang peranan penting dalam pengembangan dan pertumbuhan ekonomi," pungkas Budi Karya.

https://money.kompas.com/read/2021/11/17/092731826/konsep-pelabuhan-utama-dan-pengumpan-jadi-strategi-optimalkan-tol-laut

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke