Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Yasa Singgih Merintis Men's Republic, Nyaris Bangkrut hingga Kembali dengan Merek Baru

JAKARTA, KOMPAS.com – Merek Men's Republic, salah satu merek sepatu lokal yang sempat hits di masanya, kini tinggal kenangan.

Pemiliknya, Yasa Singgih, bercerita panjang lebar mengenai penyebab kegagalan yang ia alami melalui Instagram-nya, @yasasinggih.

Men’s Republic merupakan merek sepatu karya perajin lokal yang dipasarkan dengan model unik dan memiliki pangsa pasarnya sendiri.

Merek ini berada di bawah naungan PT Paramita Singgih.

Jatuh berkali-kali

Bisnis yang diawali pada tahun 2011, di usia 15 tahun, Yasa memulai usahanya dengan membangun merek Men’s Republic.

Berawal dari sakit yang diderita oleh sang ayah, Yasa menguatkan niatnya untuk menjadi mandiri agar bisa membiayai diri sendiri.

“Saya bersumpah saat itu harus bisa berhasil semuda mungkin. Supaya bisa mandiri dan gantian support keluarga. Tahun 2011, pertama kali memutuskan terjun ke dunia usaha. Mulai Men's Republic sebagai toko yang jual kaus-kaus KW dari Tanah Abang,” jelas Yasa, seperti tertulis dalam Instagram-nya.

Tak hanya bertahan berjualan baju, Yasa juga mulai mencari pekerjaan paruh waktu untuk menambah pundi-pundi tabungannya.

Ia sempat mencicipi bekerja di event organizer sampai berjualan lampu hias dengan berseragam putih abu-abu.

“Hampir tiap hari naik angkot ke Tanah Abang buat ngambil barang. Terus jualin di Kaskus dan BBM. Lumayan banget hasilnya. Dua tahun berjualan, kebeli tanah di Bogor, dan sisanya bikin bisnis baru yaitu Kedai Ini Teh Kopi, supaya bisa nambah income,” jelas dia.

Sayangnya, bisnis baru tersebut tidak bertahan lama, dan akhirnya gulung tikar.

Menurut Yasa, kegagalannya itu adalah akibat tidak memikirkan dengan matang dalam memulai bisnis dan cenderung terburu-buru.

“Saat itu, enggak punya pengalaman apa-apa. Asal nyemplung, pilih lokasi buru-buru, sempat kebanjiran, kemalingan, sampai dipalak preman. Setiap bulan minus, enggak pernah profit,” ujar Yasa.

Jika ditotal, usaha bisnis kuliner Yasa tersebut merugi Rp 150 juta dalam jangka waktu 10 bulan.

Bukannya menambah income, justru bisnis utama berjualan kaus juga ikutan tutup. Alhasil, biaya kuliah juga terancam, dan mengharuskan Yasa menjual tanah.

“Wah, rasanya malu banget, mana udah undang teman-teman datang, udah diliput media, eh tutup. Enggak punya duit lagi buat bayar uang masuk kuliah, sampai akhirnya harus jual tanah yang dibeli tahun lalu dan barang-barang sisa kedai,” ungkap dia.

Namun, Yasa memahami bahwa yang namanya kegagalan merupakan bagian dari permainan dan merupakan awal mula usaha.

Awal mula Men's Republic

Dengan semangat yang tinggi, Yasa kembali melanjutkan usahanya.

Pada tahun 2014, Yasa mulai memproduksi sepatu sebanyak 10 lusin dengan modal utang bermerek Men’s Republic.

Dalam merintis usaha tersebut, Yasa memulai semuanya sendiri, mulai dari menjadi admin media sosial, customer service, packing, hingga kirim barang.

Setelah menunjukkan minat yang positif, akhirnya Yasa membentuk beberapa team yang terdiri dari anak kuliahan yang tidak punya minat di dunia fashion, terutama sepatu.

Dari awalnya berkantor di garasi rumah, perlahan bisnisnya mulai naik dan mampu menyewa kios di ITC.

Di saat itu, Yasa tetap optimistis meskipun tanpa suntikan modal, bisnis yang ia jalani bisa terus tumbuh. Tentunya dengan profit yang diputar jadi modal dan kehidupan yang hemat, hingga mampu menjual 5.000 pieces per bulan.

Usaha dan kerja keras berhasil mengantarkan Yasa meraih mimpinya. Ia pun tersadar bahwa yang ia dan tim punya hanyalah keberanian untuk melangkah.

Masa kejayaan

Tahun 2016-2017 merupakan tahun ketika Men’s Republic berada di atas awan.

Bahkan, Yasa tidak segan menolak beberapa tawaran kerja sama, hanya karena memiliki kepercayaan yang tinggi dengan keuntungan yang diperoleh kala itu.

“Semua kita tolak dengan bangganya, karena berpikir kita profitable dan grow terus. Saya bisa jalanin semuanya sendiri, ngapain bagi-bagi keuntungan sama orang lain. Antara sombong merasa bisa sendiri, egois mau ambil semua sendiri, bodoh, enggak ngerti peluang bisnis,” jelas Yasa.

Dalam 3-4 tahun pertama, Men’s Republic melaju sangat cepat. Namun, dalam perjalanan berikutnya, ada banyak kesalahan, mulai dari kesalahan scaling up bisnis.

Kehilangan "api"

Ini diperburuk dengan rasa kehilangan semangat dalam berbisnis. Mungkin karena jenuh, stuck, kelelahan, hingga akhirnya performa bisnis semakin turun.

Setelah tahun 2018-2019, masalah bertubi-tubi terus muncul. Yasa mulai membenahi diri sendiri lebih dulu karena dia percaya bisnis adalah refleksi manusia di belakangnya.

Ia mulai kembali bermeditasi supaya tetap sadar dan tidak overthinking.

“Saya cerita bagian boroknya, supaya jadi pembelajaran kita semua. Saya pribadi enggak malu sama sekali ceritain kegagalan-kegagalan, karena udah menerima dan berdamai bersamanya. Dulu saya kerja keras, karena pengin banget dianggep sukses, punya bisnis dengan omzet sekian, dapat applause dari orang-orang, sampai akhirnya saya merasakannya, perusahaan nyaris bangkrut. Saya pribadi pun juga nyaris bangkrut,” beber dia.

Hingga 2020, kegagalan demi kegagalan terus terjadi pada brand Men’s Republic. Namun, Yasa masih optimistis bisa melaluinya.

Ia tidak mau bisnis yang ia bangun harus gulung tikar dan berakhir kenangan.

Beruntungnya, ia mendapat masukan dari banyak teman dan relasi yang ia miliki. Dari situ, Yasa mulai berkaca, dan merenung untuk benar-benar melihat lebih dalam, menyelami bisnis yang ia bangun tersebut.

“Setelah dihajar bertubi-tubi, saya ngotot enggak mau angkat bendera putih. Kayak kecoak yang badannya kebalik, tapi gerak-gerak terus. Selama itu, saya enggak pernah diam nunggu kematian. Saya merenung, dan saya enggak mau kehilangan api lagi dalam bisnis. Kita boleh kehilangan materi, tapi jangan pernah kehilangan api,” ujar Yasa.

Titik balik

Yasa akhirnya sampai di titik balik bahwa Men's Republic bukan sekadar merek, tetapi ada mimpi yang ingin diwujudkan.

Apalagi ayah Yasa juga merupakan pekerja yang berkarier 20 tahun di dunia sepatu dan terus bermimpi memiliki merek sepatu sendiri.

“Seketika merinding, air mana netes. Melewati proses panjang diterjang badai ombak besar,” ujar Yasa.

Namun, Yasa selalu punya cara untuk kembali bangkit setelah diterjang ombak.

Di pertengahan tahun 2020, saat pandemi Covid-19 berada di masa-masa yang sangat mengkhawatirkan, Yasa mendapatkan strategic partners dan investor, yang mendukung perjalanan baru Yasa.

Men's Republic rebranding

Yasa membuat keputusan besar untuk merombak besar-besaran di Men’s Republic.

Ia membenahi visinya ke depan secara jangka panjang, dan menutup lembaran Men’s Republic, untuk rebranding menjadi "Republic".

Kepada Kompas.com, Yasa bercerita mimpinya menjadikan merek Republic layaknya LVMH, yang menaungi merek-merek, seperti Louis Vuitton, Hermes, Christian Dior, dan banyak lagi, tentunya dengan versi Indonesia.

“Seperti apa kami ingin jadinya? Kami terinspirasi dari LVMH yang merupakan perusahaan luar yang mengelola banyak brand lifestyle seperti Louis Vuitton, Charles & Keith, Christian Dior seperti itu, versi Indonesia. Kami juga ingin membesarkan dan mengelola banyak brand Indonesia di pasar lokal maupun dunia,” jelas dia.

Sebelumnya, Men’s Republic berada di bawah naungan PT Paramita Singgih.

Saat ini, dengan merek baru yaitu Republic, berada di bawah PT Fortius Distributions Indonesia.

Mereka mengganti perusahaan lantaran beberapa partner kerja merupakan WNA.

“Keputusan pertama yang kami buat saat itu adalah, melakukan perubahan besar-besaran di Men’s Republic. Karena memang banyak hal yang harus dibenahi dan juga perubahan visi perusahaan secara jangka panjang. Kami memutuskan untuk menutup lembaran lama Men’s Republic, untuk memulai sebuah lembaran baru,” ungkap Yasa.

Yasa mengungkapkan, setelah proses yang sangat panjang, dengan resmi ia mengumumkan bahwa merek Men’s Republic, secara legalitas merek dan legalitas perusahaan akan ditutup, dan digantikan dengan merek Republic yang jauh lebih baik lagi.

“Ke depannya, semua produk lama yang dibuat tidak akan diproduksi lagi. Kami akan keluar dengan brand baru dengan nama Republic, yang tidak terbatas pada fashion pria saja, tapi juga wanita. Kami juga menyiapkan brand skincare dan beberapa brand lifestyle lainnya,” jelas dia.

https://money.kompas.com/read/2021/11/27/080756926/cerita-yasa-singgih-merintis-mens-republic-nyaris-bangkrut-hingga-kembali

Terkini Lainnya

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke