Data pemerintah menyebut jika tahun 2021 ini sudah ada 11 juta UMKM digital di Indonesia dengan target sebanyak 30 juta UMKM yang akan onboarding secara digital di 2024.
Belum lagi institusi pemerintahan yang mulai memindahkan layanannya ke dalam aplikasi, atau perusahaan besar yang mulai terbiasa menerapkan sistem kerja remote.
Oleh sebab itu dari semua perkembangan itu, koneksi jaringan akan semakin besar dan data center pun menjadi hal yang esensial.
"Data center menjadi urat nadi internet, termasuk di Indonesia, apalagi yang terhubung dengan Indonesia Internet Exchange. Jika bermasalah maka akan berdampak ke masyarakat luas. Kita belajar banyak dari kebakaran data center yang terjadi baru-baru ini. Gedung tersebut memang tidak didesain untuk penempatan data center, apalagi untuk mengantisipasi bencana, baik itu banjir, gempa, dan kebakaran," ujar Direktur ICT Institute, Heru Sutadi dalam siaran persnya, Senin (27/12/2021).
Data center kebakaran, bisnis bisa lumpuh total
Heru menilai, data center harus bisa diandalkan dan tak boleh sampai bermasalah, apalagi dalam waktu lama, atau yang paling fatal adalah terjadinya kebakaran di data center.
Sontak semua industri yang mengandalkan data center akan lumpuh total, bisnis mati dan kerugian perusahaan akan menggunung, yang berimbas pada citra perusahaan.
Intinya, kata dia, sebuah data center itu harus kuat menghadapi segala macam bencana agar bisnis bisa terus berjalan.
Oleh karena itu data center harus mematuhi standar internasional yang penempatannya bersifat khusus atau tidak sembarangan, termasuk juga memperhatikan sisi catu daya, tahan gempa dan kebakaran, serta jaminan kemampuan untuk beroperasi selama 24/7.
NeuCentrIX dari Telkom terapkan standar pencegahan kebakaran
NeuCentrIX, merek produk data center yang dikelola Telkom Group, kini menerapkan standar Internasional untuk mencegah kebakaran data center, sesuai NFPA 75 sebagai Standar untuk Perlindungan Kebakaran Peralatan Teknologi Informasi.
NeuCentrIX merupakan data center carrier-neutral yang menyediakan layanan colocation, connectivity, layanan cloud, akses kokten (CDN) dan internet exchange.
Direktur Wholesale & International Service PT Telkom Indonesia, Bogi Witjaksono menjelaskan, dalam NFPA 75, ada beberapa standar yang harus dipatuhi oleh para pemilik data center.
Misal, ada Suppression System, yakni ruang server dan data center harus memenuhi kualitas aman di udara.
Kemudian, pemilihan lokasi data center juga penting. Yang harus dipertimbangkan dan dievaluasi adalah assessment potensi bencana, sampai kedekatan ke area publik.
Selanjutnya, pembangunan gedung data center harus mempertimbangkan aspek teknis floor loading, kekuatan dinding untuk menghadapi bahaya dari luar.
Sedangkan dalam perencanaan, instalasi, dan perawatan data center harus melalui standar-standar yang berlaku, salah satunya pada media suppression bisa berbahaya jika tidak didesain secara benar.
Proteksi kebakaran data center
Kemudian, "Untuk proteksi kebakaran di data center ada dua jenis, yakni pasif dan aktif," kata Bogi melalui siaran pers, Senin (27/12/2021).
Sisi pasif mencakup desain arsitektur dan instalasi material, sedangkan aktif mencakup sistem deteksi kebakaran, pencegah kebakaran, dan penyiram api.
Sistem deteksi aktif bisa menggunakan Very Early Smoke Detection Apparatus (VESDA) yang berfungsi mendeteksi asap pada tahap yang sangat awal dan memperingatkan pengguna.
Untuk fire supression system (fss), lanjut dia, bisa menggunakan IG-55 yang memungkinkan evakuasi personel yang aman, baik dari segi tingkat oksigen di dalam ruangan maupun jarak pandang yang diperlukan untuk proses evakuasi.
Sedangkan untuk sistem penyiram api bisa menerapkan penyiram api pipa kering pra-aksi di mana sistem diaktifkan oleh pendeteksi kebakaran.
"Sejalan dengan tingginya kebutuhan internet dan produk digital oleh masyarakat di Indonesia, Telkom terdorong untuk mengakomodasi terbentuknya ekosistem digital, salah satunya melalui ekosistem data center dan Edge dimana NeuCentrIX merupakan bagian dari ekosistem tersebut. NeuCentrIX sendiri telah bersertifikat ANSI/TIA-942, sehingga pusat data NeuCentrIX telah memenuhi standar NFPA 75 untuk proteksi kebakaran," kata Bogi.
Sampai saat ini data center Neucentrix yang dikelola Telkom Group telah tersebar di 16 kota di seluruh Indonesia dan akan bertambah seiring dengan kebutuhan.
Data Center Telkom yang termasuk Tier 3 tersebar di tiga wilayah Jawa dan luar Pulau Jawa, yakni Batam Center, Jakarta Karet dan Meruya. Total data center yang dimiliki Telkom sendiri ada 26, yang terdiri dari 5 data center internasional, 18 NeuCentrIX serta 3 data center tier 3 dan 4.
https://money.kompas.com/read/2021/12/27/160455326/makin-banyak-umkm-manfaatkan-tren-digital-data-center-tak-boleh-kebakaran