Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Penyebab Harga Pupuk Nonsubsidi Melonjak

"Harga urea dunia di akhir tahun bahkan mencapai hampir Rp 15 juta per ton," ungkap SVP Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana, kepada Kontan.co.id, kemarin.

Wijaya berujar, faktor utama melonjaknya harga pupuk dunia saat ini lantaran adanya krisis energi di Eropa. Kondisi itu mengakibatkan harga gas kian tinggi, sehingga biaya produksi pupuk pun ikut meningkat.

Tak hanya itu, faktor lain yang menyebabkan harga pupuk meroket adalah adanya larangan ekspor fosfat oleh China dan juga krisis shipping yang membuat biaya pengiriman menjadi sangat mahal.

Untuk menanggulangi kondisi tersebut, Pupuk Indonesia disebut Wijaya sebenarnya sudah memberlakukan harga pupuk nonsubsidi untuk konsumen ritel (petani) di bawah harga pasar. Upaya ini dilakukan untuk meringankan beban para petani.

"Kami berusaha memenuhi kebutuhan pupuk nonsubsidi ini agar tidak memberatkan petani, salah satunya lewat Program Makmur, yaitu ekosistem pertanian yang dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani, sehingga mampu membeli pupuk nonsubsidi," jelas Wijaya.

Berdasarkan catatan Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI), Pupuk Indonesia Group memiliki 20 persen pangsa pasar domestik untuk produk pupuk nonsubsidi. Adapun pelanggan utama perusahaan berasal dari sektor korporasi perkebunan, industri, dan pasar ritel (petani).

Wijaya menyebutkan, realisasi produksi Pupuk Indonesia pada tahun 2021 adalah sekitar 12,3 juta ton. Di mana, sekitar 75 persen sampai dengan 80 persen produksi pupuk pada tahun lalu, disalurkan untuk memenuhi kebutuhan produk pupuk subsidi di dalam negeri.

"Sesuai penugasan dari pemerintah, Pupuk Indonesia menyiapkan 9,1 juta ton pupuk subsidi untuk kebutuhan dalam negeri. Berarti sekitar 75 persen - 80 persen produksi pupuk diutamakan untuk memenuhi kebutuhan subsidi," tuturnya.

Dengan demikian, penjualan ke sektor nonsubsidi dan ekspor akan menyesuaikan dengan kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu. (Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Harga Pupuk Non Subsidi Meroket, Ini Penjelasan Pupuk Indonesia

https://money.kompas.com/read/2022/02/07/161404626/ini-penyebab-harga-pupuk-nonsubsidi-melonjak

Terkini Lainnya

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke