Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Alasan Hary Tanoe Ubah Bisnis IATA, dari Penerbangan ke Batu Bara, hingga Akuisisi Bhakti Coal Resources

Perubahan nama tersebut dilakukan usai IATA mengakuisisi sebesar 99,33 persen saham milik PT Bhakti Coal Resources (BCR) yang merupakan anak usaha PT MNC Investama Tbk (BHIT) senilai 140 juta dollar atau setara dengan Rp 2 triliun (kurs Rp 14.348 per dollar AS).

Akuisisi tersebut dilakukan dalam rangka mengubah bisnis IATA yang sebelumnya merupakan perusahaan pengangkutan udara niaga dan jasa angkutan udara, menjadi investasi di sektor pertambangan batu bara.

Executive Chairman MNC Grup Hary Tanoe mengatakan, akuisisi ini dilakukan untuk menyelamatkan IATA dari kerugian yang lebih dalam, mengingat saat ini bisnis penerbangan charter sedang lesu akibat pandemi Covid-19.

“Akuisisi 99,33 persen atau seluruh BCR senilai 140 juta dollar. Jadi ini merupakan konsolidasi dimana IATA yang tadinya terpuruk merubah bisnisnya ke sektor pertmbangan batu bara. Kedepannya kami akan ekspansi dan ini juga sudah menjadi bisnis inti MNC Grup, bukan bsinis bisasa,” kata Hary dalam konferensi pers, Kamsi (10/1/2022).

Momentum harga batu bara sedang tinggi

Di sisi lain, perseroan memanfaatkan harga batu bara yang melonjak saat ini sebagai peluang dalam menjajaki usaha baru.

Di tahun 2022, harga batu bara diprediksi akan terus melejit dampak permintaan yang tinggi dan pasokan yang terus menyusut.

“Kenaikan ini tentunya turut mendongkrak harga batu bara nasional. Sebagai negara eksportir batu bara yang mendominasi di pasar global, maka sepanjang batu bara masih menjadi sumber utama pembangkit listrik di berbagai negara, batu bara Indonesia akan terus menjadi primadona dunia,” ujar Hary.


Industri penerbangan belum pulih

Sebagai informasi, IATA mencatatkan pendapatan usaha sebesar 7,2 juta dollar AS di bulan September 2021, atau naik 15 persen dibanding tahun lalu 6,3 juta dollar AS.

Namun, kenaikan tersebut diikuti dengan kenaikan berbagai beban usaha yang menghasilkan rugi bersih sebesar 4,7 juta dollar AS untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2021, atau naik 118 persen dibanding rugi bersih pada periode yang sama tahun sebelumya sebesar 2,1 juta dollar AS.

“Mengingat industri penerbangan masih belum pulih, IATA meyakini ekspansi di bidang usaha baru menjadi solusi untuk memperbaiki nilai perusahaan,” tambah Hary.

https://money.kompas.com/read/2022/02/10/151310626/ini-alasan-hary-tanoe-ubah-bisnis-iata-dari-penerbangan-ke-batu-bara-hingga

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke