Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Awal Perdagangan, Rupiah dan IHSG Kompak Menguat

Melansir data RTI, pukul 09.09 WIB, IHSG berada pada level 6.835,87 atau naik 28,38 poin (0,42 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.807,49.

Sebanyak 260 saham melaju di zona hijau dan 120 saham di zona merah. Sedangkan 194 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,08 triliun dengan volume 2,16 miliar saham.

Sementara itu, bursa Asia mayoritas hijau dengan kenaikan Hang Seng Hong Kong 1,46 persen, Nikkei 2,09 persen, dan Shanghai Komposit 0,78 persen, Strait Times melemah 0,13 persen.

Wall Street pagi ini hijau dengan kenaikan Dow Jones Industrial Average (DJIA) 1,2 persen, S&P 500 menguat 1,58 persen, dan Nasdaq 2,53 poin.

Sebelumnya, Research Analyst Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper mengatakan, secara teknikal candlestick, indeks membentuk formasi piercing line mengindikasikan potensi penguatan.

“Secara sentimen diperkirakan rentang penguatan akan terbatas. Dari global masih dibayangi ketegangan antara Rusia-Ukraina sementara dalam negeri masih khawatir akan tingginya kasus Covid-19,” kata Dennies dalam rekomendasinya.

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini juga menguat. Melansir Bloomberg, pukul 09.02 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.280 per dollar AS, atau naik 19,5 poin (0,14 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.299 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah ditopang oleh sentimen positif dari global karena Rusia mengumumkan akan menarik Sebagian pasukannya di perbatasan Ukraina. Pengumuman ini menurunkan tensi antara Rusia dengan NATO.

“Nilai tukar rupiah mungkin bisa lanjut menguat hari ini setelah pemerintah Rusia mengumumkan akan menarik sebagian pasukannya dari perbatasan Ukraina. Walaupun demikian NATO masih waspada menunggu sikap lanjutan Rusia untuk tidak menyerang Ukraina,” kata Ariston.

Dari dalam negeri, potensi pemulihan ekonomi di tengah pandemi dengan data penjualan ritel yang membaik bisa mendukung penguatan rupiah. Pelonggaran PPKM level 3 juga membantu penguatan rupiah. Di sisi lain, pasar akan mewaspadai perkembangan penularan Covid-19 di Indonesia yang sudah menembus puncak gelombang kedua tahun lalu.

“Bila pemerintah melihat tingkat Covid-19 naik, pembatasan aktivitas akan diperketat lagi dan ini bisa menekan rupiah. Pasar juga masih mewaspadai potensi kebijakan kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif dalam memerangi inflasi di AS,” tambah Ariston.

Ariston memprediksi rupiah hari ini akan bergerak pada kisaran Rp 14.250 per dollar AS sampai dengan Rp 14.320 per dollar AS.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2022/02/16/093202526/awal-perdagangan-rupiah-dan-ihsg-kompak-menguat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke