Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dampak Perang Rusia-Ukraina, Harga Pupuk Berpotensi Naik, Pangan Bisa Makin Mahal

Perang tersebut dikhawatirkan mengganggu ketersediaan beberapa komoditas pangan penting dan komoditas lain yang harganya fluktuatif di pasar internasional.

“Konflik ini akan berpengaruh besar pada harga pangan di Indonesia dan Indonesia harus segera mencari sumber gandum dan pupuk baru secepatnya, untuk membatasi kenaikan harga pangan,” ujar Associate Researcher Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Krisna Gupta kepada Kompas.com, Selasa (1/3/2022).

Krisna memaparkan, berdasarkan Data dari UN Comtrade menunjukkan, Ukraina memasok sekitar 23,51 persen gandum Indonesia pada 2020. Tidak hanya Ukraina, Rusia pun memiliki hubungan perdagangan pangan yang cukup erat dengan Indonesia.

Tercatat juga sebanyak 15,75 persen pupuk impor Indonesia datang dari Rusia. Rusia juga tercatat membeli sekitar 5 persen produk minyak nabati dari Indonesia.

Seperti yang diketahui Rusia adalah salah satu eksportir utama minyak bumi, gas alam, dan barang tambang dunia. Sementara Ukraina adalah salah satu eksportir utama gandum.

Sebagai penghasil gas alam dan potash, Rusia juga merupakan produsen pupuk yang cukup besar.

Krisna menilai sanksi yang diberikan oleh Amerika Serikat ke Rusia akan mengakibatkan terganggunya suplai bahan makanan dan energi.

"Tentu hal ini akan memperparah tren inflasi global ke depannya," kata Krisna.

Sebelum perang pecah antara kedua negara, ketahanan pangan global sudah dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti pandemi Covid-19 dan perubahan iklim, yang menyebabkan penurunan jumlah produksi dan ketidakpastian musim tanam.

Krisna juga menilai, perubahan iklim telah memengaruhi perubahan cuaca yang tidak menentu, peningkatan suhu udara dan kekeringan. Tiga hal ini yang ikut berkontribusi pada melemahnya ketahanan pangan.

Bahkan, kondisi itu dinilai juga mempersulit petani dalam menentukan waktu tanam yang tepat, mengakibatkan gagal panen dan kelangkaan pangan di waktu mendatang.

Oleh sebab itu menurut Krisna, pembahasan mengenai perubahan iklim akan menjadi semakin relevan karena meningkatnya kerawanan pangan justru akan berakibat kepada konflik dan migrasi besar-besaran dalam jangka panjang.

Namun perang Rusia-Ukraina dinilai akan menggeser urgensi menyelesaikan masalah iklim.

“Konflik global akan memberikan tantangan terhadap inflasi, terutama produk pangan dan energi. Indonesia harus memanfaatkan G-20 untuk bersama-sama membangun rantai nilai yang lebih resilient atau tahan banting dan membatasi meluasnya dampak perang Rusia-Ukraina,” pungkasnya.

https://money.kompas.com/read/2022/03/01/142903526/dampak-perang-rusia-ukraina-harga-pupuk-berpotensi-naik-pangan-bisa-makin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke