Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Di Bengkulu yang Jadi Lumbung Sawit, Harga Minyak Goreng Tembus Rp 40.000 Per Liter

KOMPAS.com - Masyarakat di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, mengeluhkan tingginya harga minyak goreng (migor) di daerah itu hingga tembus Rp 40.000 per liter.

"Tadi ada yang jual minyak goreng Rp 40.000 per liter, walau pun mahal tetap saja dibeli karena tidak ada yang menjualnya. Saat ini selain harganya mahal, minyak goreng ini juga langka," kata Yanti (30), warga Kecamatan Curup Tengah, dikutip dari Antara, Selasa (8/3/2022). 

Dia menjelaskan, adanya kelangkaan minyak goreng ini telah menyebabkan harga jualnya melambung tinggi kendati sebelumnya sudah ada operasi pasar yang digelar pemda maupun distributor.

Mereka terpaksa membeli minyak goreng ini dengan harga tidak wajar karena terpaksa mengingat setiap toko di Kota Curup tidak ada yang menjualnya. Kalaupun ada, harganya sangat mahal.

Sedangkan Rumina (50), salah seorang pemilik toko bahan kebutuhan pokok di kawasan Pasar Atas Curup, menjelaskan, tokonya sudah tidak memiliki stok minyak goreng sejak beberapa hari belakangan ini.

"Stoknya sudah habis semua, kalau kemarin masih ada beberapa dus, tapi kemudian dibeli pelanggan dan kini belum ada pasokan dari distributor," terangnya.

Panic buying

Meski sudah berlangsung berbulan-bulan lamanya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan, sampai saat ini masih belum mengetahui penyebab pasti kelangkaan minyak goreng.

Kemendag mengeklaim, jika dicek di tingkat produsen, padahal produksi minyak goreng yang berjalan saat ini seharusnya mencukupi kebutuhan domestik.

Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didid Noordiatmoko mengatakan, saat ini produksi minyak goreng sudah mendekati kebutuhan sehingga kelangkaan terhadap produk tersebut seharusnya bisa teratasi paling lambat akhir Maret 2022.

Pemerintah secara bertahap menyelesaikan persoalan produksi hingga distribusi minyak goreng sehingga minyak goreng dapat diperoleh dengan mudah dengan harga yang terjangkau di masyarakat.

Akan tetapi, kata dia, muncul persoalan baru yang merupakan dampak dari kenaikan harga dan kelangkaan barang yakni panic buying. Lantaran sempat kesulitan mendapatkan minyak goreng dengan harga yang terjangkau, masyarakat membelii melebih kebutuhan ketika mendapatkan kesempatan.

Padahal, hasil riset menyebutkan kebutuhan minyak goreng per orang hanya 0,8-1 liter per bulan. Artinya, kini banyak rumah tangga menyetok minyak goreng.

“Tapi ini baru terindikasi,” kata dia saat kunjungan kerja ke Palembang.

Ia mencontohkan, produsen minyak goreng di Sumatera Selatan saat ini sudah memproduksi 300 ton per bulan atau sudah mendekati kebutuhan daerah ini. Jikapun terdapat selisih, diperkirakan hanya 10 persen.

https://money.kompas.com/read/2022/03/08/085415726/di-bengkulu-yang-jadi-lumbung-sawit-harga-minyak-goreng-tembus-rp-40000-per

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke