Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemerintah Sudah Tebar "Kode", Harga Pertamax Bakal Segera Naik?

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memberi "kode-kode" mengizinkan PT Pertamina (Persero) menaikkan harga Pertamax.

Mulanya Kementerian ESDM menyatakan bahwa harga keekonomian BBM RON 92 atau setara Pertamax menjadi sebesar Rp 14.526 per liter. Namun, Pertamina diketahui masih menjual Pertamax di kisaran harga Rp 9.000-Rp 9.400 per liter.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Agung Pribadi mengatakan, harga jual BBM RON 92 di SPBU memang bervariasi tergantung para badan usaha. Ia bilang, saat ini semua SPBU menjual RON 92 di kisaran Rp.11.000-14.400 per liter, hanya Pertamina yang masih di kisaran Rp 9.000 per liter.

"Untuk harga BBM jenis umum memang ditetapkan badan usaha, yang penting tidak boleh melebihi batas atas yang ditetapkan yaitu Rp 14.526 per liter untuk Maret 2022," ujarnya dalam keterangan tertulis Senin (21/3/2022).

Usul penyesuaian ulang harga jual Pertamax pun dilontarkan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga. Menurutnya, jika Pertamax tetap dijual dengan harga kisaran Rp 9.000 per liter, itu artinya Pertamina malah mensubsidi mobil-mobil mewah.

Ia mengatakan, porsi konsumsi Pertamax sekitar 13 persen dari total konsumsi BBM nasional, yang sebagian besar penggunanya adalah masyarakat mampu atau pemilik mobil mewah.

"Jadi bisa dikatakan sekarang ini Pertamina mensubsidi Pertamax. Ini jelas artinya, Pertamina mensubsidi mobil mewah yang pakai Pertamax. Jadi ini perlu dihitung ulang supaya ada keadilan, jangan sampai Pertamina beri subsidi besar kepada mobil mewah yang pakai Pertamax," ujar Arya kepada media, Selasa (22/3/2022).

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani berkomentar bahwa Pertamax selama ini dikonsumsi oleh masyarakat golongan atas. Ia menilai, Pertamax bisa saja terkena imbas dari kenaikan harga minyak dunia karena termasuk BBM non subsidi.

"Pertamax bisa saja terkena imbas kenaikan harga minyak dunia karena termasuk BBM yang enggak disubsidi dan dia konsumsi masyarakat golongan atas," ungkapnya dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2022, Selasa (22/3/2022).

Harga Pertamax tak pengaruhi daya beli

Kalangan pengamat pun turut menilai harga Pertamax perlu disesuaikan kembali, mengingat ada gap yang tinggi antara harga jual dan keekonomiannya. Kenaikan harga Pertamax disebut tidak akan menggangu daya beli masyarakat karena memang konsumennya kalangan mampu.

Research Director Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, penyesuaian harga Pertamax diperkirakan tidak mengganggu daya beli masyarakat, sehingga tidak banyak berdampak pada indikator ekonomi makro.

"Harga Pertamax idealnya naik sesuai harga keekonomiannya. Selama yang naik bukan BBM bersubsidi, Premium dan bukan juga Pertalite, kenaikan harga BBM tidak banyak berdampak ke inflasi,” ujar Piter dalam keterangannya, Selasa (15/3/2022).

Begitu pula dengan Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi yang menilai harga jual Pertamax sudah seharusnya mengikuti harga keekonomiannya. Jika harga Pertamax tidak dinaikkan, beban Pertamina pun akan semakin berat.

Menurutnya, kenaikan harga Pertamax akan berdampak kecil pada inflasi. Hal itu mengingat porsi konsumsi Pertamax sekitar 12-13 persen dari total konsumsi BBM nasional, yang sebagian besar penggunanya adalah masyarakat menengah ke atas.

"Kenaikan Pertamax memang berisiko akan menaikkan inflasi, tetapi kontribusinya kecil," ucap Fahmy kepada Kompas.com, Selasa (22/3/2022).

Peneliti Sektor Energi dari Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) Massita Ayu Cindy menyarankan, kenaikan harga Pertamax bisa ke Rp 12.000 per liter. Besaran kenaikan harga Pertamax ini disebut menjadi momentum untuk mengambil pasar dari kompetitor yang harganya telah lebih dulu dinaikkan.

“Mungkin Rp 12.000 per liter, tapi kalau mau ambil pangsa pasar kompetitor, ya di bawah itu," kata Massita kepada media secara virtual, Selasa (22/03/2022).

Tanggapan Pertamina

Menanggapi kondisi tersebut, Corporate Secretary Subholding Commercial And Trading Pertamina Irto Ginting mengatakan, pihaknya masih melakukan kajian terkait adanya gap yang tinggi antara harga jual dan keekonomian.

Ia pun belum dapat memastikan apakah Pertamina akan menaikkan harga jual Pertamax dalam waktu dekat untuk menyesuaikan dengan harga keekonomian.

"Ini masih kami review," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (22/3/2022).

https://money.kompas.com/read/2022/03/23/101007226/pemerintah-sudah-tebar-kode-harga-pertamax-bakal-segera-naik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke