BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Luno
Salin Artikel

3 Cara Trading Bitcoin yang Gampang bagi Pemula agar Cuan Maksimal

KOMPAS.com – Aset kripto atau cryptocurrency seperti Bitcoin sudah mulai dilirik sebagai pilihan instrumen investasi, terutama kalangan anak muda. Sebab, instrumen ini memiliki potensi yang dinilai cukup tinggi dan dapat dibeli dengan modal yang cenderung kecil.

Meski begitu, investor perlu memperhatikan sejumlah aspek dalam trading Bitcoin agar bisa memperoleh cuan yang maksimal.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah kemampuan finansial, kesiapan dalam menghadapi risiko, karakter pribadi dalam berinvestasi, serta pengetahuan terkait faktor yang memengaruhi volatilitas harga Bitcoin.

Jika Anda baru mulai investasi Bitcoin, hal-hal tersebut bisa saja membuat Anda kewalahan. Namun, jangan khawatir, Anda dapat mengikuti hal dasar dalam trading Bitcoin yang telah dirangkum Kompas.com berikut.

1. Jangan mudah panik

Seperti aset kripto pada umumnya, harga Bitcoin memang cenderung fluktuatif. Bagi investor yang baru berkenalan dengan dunia kripto, situasi tersebut berpotensi membangkitkan keinginan untuk melakukan panic-buying atau panic-selling.

Padahal, ketika Anda mengambil keputusan yang tergesa-gesa dan emosional, bisa jadi Anda salah dalam mengambil strategi. Hal ini justru dapat membuat Anda merugi.

Saat harga Bitcoin jatuh, sebaiknya lakukan riset pasar atau pelajari penyebabnya terlebih dahulu. Pahami pula mengapa harga Bitcoin turun. Selain itu, pastikan apakah penurunan harga juga pernah terjadi sebelumnya.

Kemudian, cek kemungkinan harga Bitcoin bakal kembali mengalami kenaikan serta perkirakan durasi kondisi penurunan harga bakal berlangsung.

Informasi pergerakan harga pada masa sebelumnya bisa dicek atau ditinjau pada grafik pergerakan harga Bitcoin. Dari grafik, bisa dilihat bahwa harga Bitcoin cenderung mengalami kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.

Itu berarti, Anda bisa lebih tenang kalau ingin menjadikan Bitcoin sebagai aset investasi jangka panjang.

2. Diversifikasi aset kripto selain Bitcoin

Untuk mengurangi risiko kerugian, Anda bisa menerapkan strategi diversifikasi aset dengan membagi dana investasi ke beberapa jenis aset kripto, selain Bitcoin.

Jadi, kalau suatu saat nilai Bitcoin turun, Anda masih punya cadangan aset kripto lain yang kenaikan harganya mungkin bisa lebih tinggi dari Bitcoin.

Sebagai contoh, Anda memiliki dana investasi sebesar Rp 500.000. Anda bisa menggunakan Rp 300.000 untuk investasi Bitcoin, lalu sisanya dibagi dua ke aset kripto lain yang nilainya lebih kecil. Anda bisa memaksimalkan koin yang sudah ada (existing) atau koin baru melalui initial coin offering (ICO).

Bila melakukan pembelian koin baru melalui ICO, Anda berpotensi mendapatkan keuntungan besar. Contohnya saat Ethereum pertama kali dirilis, harga Ether berada di kisaran 0,31 dollar Amerika Serikat (AS).

Pada April 2022, 1 Ether sudah diperjualbelikan di angka 3.094 dollar AS atau sekitar Rp 44 juta. Bisa dibayangkan berapa return on investment (ROI) yang didapat para investor saat membeli Ether pada waktu ICO.

Oleh karena itu, Anda bisa mulai menyeleksi koin-koin kecil dan baru berdasarkan potensi penggunaan dan tingkat keamanan.

Selain itu, ketahui pula apakah nilai koin-koin tersebut masuk akal atau tidak. Kemudian, cari informasi terkait roadmap atau rencana pengembangannya di masa depan. Jangan mudah tergoda oleh koin baru yang mendadak viral hanya karena di-endorse oleh selebritas.

3. Beli Bitcoin tak harus tunggu harganya turun

Untuk memaksimalkan keuntungan, salah satu strategi yang bisa Anda coba adalah dollar cost-averaging (DCA), yakni membeli Bitcoin sedikit demi sedikit secara rutin.

Misalnya, Anda punya dana investasi senilai Rp 500.000. Anda bisa menunggu harga Bitcoin turun, lalu mengalokasikan seluruh dana untuk membeli aset kripto tersebut. Cara lainnya, Anda bisa rutin investasi Bitcoin sebesar Rp 100.000 per minggu.

Adapun metode DCA dinilai lebih baik ketimbang membeli dalam jumlah besar sekaligus dalam satu waktu. Pasalnya, pergerakan harga Bitcoin tidak dapat diprediksi.

Dengan menerapkan DCA, Anda bisa mendapatkan Bitcoin dengan nilai yang berbeda-beda. Saat dihitung secara keseluruhan, bisa jadi jumlah Bitcoin yang Anda miliki lebih tinggi daripada membelinya sekaligus dalam satu waktu.

Anda bisa membeli aset kripto menggunakan metode DCA melalui platform crypto exchange yang mendukung fitur Repeat Buy atau pembelian secara rutin. Salah satunya adalah Luno Indonesia.

Untuk diketahui, fitur Repeat Buy yang dimiliki Luno Indonesia mudah diakses, baik melalui aplikasi mobile maupun web. Bahkan, Anda bisa mulai investasi Bitcoin mulai dari Rp 25.000 dengan biaya administrasi terjangkau.

Tak kalah penting, aplikasi Luno sudah terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) sehingga dapat dipertanggungjawabkan kredibilitas dan keamanannya.

Catatan: Trading aset kripto seperti Bitcoin mungkin dapat membawa keuntungan tinggi, tetapi juga dapat menyebabkan Anda kehilangan dana. Mohon pertimbangkan risikonya sebelum berinvestasi.

https://money.kompas.com/read/2022/04/27/105000226/3-cara-trading-bitcoin-yang-gampang-bagi-pemula-agar-cuan-maksimal

Bagikan artikel ini melalui
Oke