Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Membangun Kewirausahaan untuk Para Senior

BERBAGAI program kewirausahaan hampir bisa dipastikan ditujukan untuk kawula muda. Orang muda yang kreatif dan inovatif menjadi sumber daya kewirausahaan yang luar biasa.

Proses kewirausahaan yang menuntut terobosan dan penawaran sesuatu yang baru, tak ayal lagi membuat dominasi kaum muda dalam penciptaan usaha rintisan (start-up) begitu menggelora.

Di balik semangat orang muda terlibat dalam aktivitas kewirausahaan terpancar inisiatif kaum senior, sebutan bagi mereka yang telah berusia di atas 55 tahun atau lebih yang telah memasuki masa pensiun, bergerak masuk ke dunia kewirausahaan.

Dari segi jumlah penduduk kategori senior, potensi senior entrepreneurship di Indonesia tidak dapat dipandang sebelah mata.

Jumlah warga berusia 60 tahun ke atas sebesar 29 juta warga atau 10,7 persen dari seluruh penduduk.

Seiring dengan makin membaiknya harapan hidup, diperkirakan jumlahnya akan mencapai 19,9 persen jumlah penduduk pada 2045.

Tantangan

Tidak sedikit pihak yang menyangsikan kemampuan para senior terjun berwirausaha, terutama terkait usia dan pendidikan.

Hasil penelitian memang memperlihatkan hubungan yang negatif antara intensi berwirausaha dengan usia (Duhamel dkk, 2016).

Artinya, semakin usia bertambah akan menurunkan niat berwirausaha, demikian pula sebaliknya. Intensi berwirausaha juga lebih baik diprediksi dengan usia psikologis (Kautonen dkk, 2015).

Usia dipandang penghambat karena diyakini bahwa kaum senior seharusnya tidak terlibat dalam aktivitas ekonomi karena fleksibilitas dan komitmen mereka lebih rendah daripada kelompok lain (Kautonen, 2012).

Kesehatan dan energi akan menurun sejalan dengan usia dan akan meningkatkan biaya kesempatan (opportunity cost) dalam kewirausahaan. Artinya ada kemungkinan peluang hilang karena energi yang terbatas.

Kaum senior diarahkan untuk menghabiskan lebih banyak waktu untuk aktivitas bersenang-senang dan mengurangi kemauan untuk terlibat dalam aktivitas yang menuntut periode panjang untuk konsolidasi (Halabisky, 2012).

Namun apalah artinya jika usia sebatas angka dan semangat tinggi para senior tidak cukup memupus niat berwirausaha.

Sementara dari sisi pendidikan, sejumlah penelitian memperlihatkan tingkat pendidikan yang lebih rendah daripada kelompok lain, yang bisa dijelaskan karena telah direkrut oleh perusahaan besar (Parker, 2004).

Oleh karenanya, para senior lebih mengandalkan pengalaman kerja sebelumnya daripada pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari pendidikan formal.

Selain itu, akumulasi sumber daya finansial yang diperoleh dari pekerjaan sebelumnya mendukung kaum senior untuk berwirausaha di samping ketiadaan beban tanggungan ekonomi atas anak-anak, turut meningkatkan kapasitas pengambilan risiko (Singh & DeNoble, 2003 dan Kibler dkk, 2011).

Diyakini pula bahwa kaum senior berkecenderungan menentukan nilai nonmoneter untuk aktivitas kewirausahaan, mencari perbaikan kualitas hidup melalui fleksibilitas yang lebih besar dan berbagi pengetahuan yang lebih luas daripada kaum muda (Matricano, 2018)

Motivasi

Terdapat dua kategori kewirausahaan berbasis motivasi, yaitu “tarik” (pull) dan “dorong” (push).

Faktor “tarik” mempunyai konotasi positif, yaitu sejalan dengan kemunculan peluang. Sementara faktor “dorong” terkait dengan kebutuhan.

Motivasi positif seperti keinginan untuk independen, realisasi diri, tetap aktif, meningkatkan pendapatan, keluwesan kerja, menggapai mimpi dan keterlibatan sosial (Leporati, Marin, Roses, 2021).

Sementara motivasi negatif mencakup kehilangan pekerjaan, ketidakpuasan, ketidakstabilan kerja, dan pengurangan upah (Weller dkk, 2016).

Kewirausahaan dengan faktor “dorong” lebih diwarnai oleh faktor kebutuhan ekonomi. Mereka kekurangan peluang pekerjaan dan membutuhkan sumber pendapatan.

Kewirausahaan dengan faktor “tarik” dipicu oleh motivasi nonekonomi seperti realisasi diri, independen dan pencapaian pribadi.

Mereka mencium adanya peluang bisnis dan mencoba mengakses ceruk pasar baru. Wirausaha dengan pendidikan yang lebih tinggi memiliki kemampuan yang lebih baik untuk identifikasi peluang.

Penelitian terdahulu mengindikasikan para senior berwirausaha lebih digerakkan oleh peluang, bukan kebutuhan dan di sinilah pentingnya pengalaman dan kecakapan untuk menggarap peluang yang hadir.

Dua motivasi kaum senior berwirausaha semestinya tidak merintangi gagasan program kewirausahaan yang sesuai dan terarah untuk mereka, agar lebih dapat memberikan nilai tambah untuk kepentingan yang lebih luas.

Ketika proporsi jumlah penduduk yang berusia di atas 55 tahun terus meningkat sejalan dengan membaiknya harapan hidup dan tingkat kesehatan warga, program kewirausahaan untuk para senior tampaknya tidak terelakkan lagi.

Membangun program berbasis motivasi menjadi awal untuk memulai. Tidak ada kata terlambat bagi para senior untuk berwirausaha. Bagi mereka usia hanya soal angka.

*Dosen Tetap Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Tarumanagara

https://money.kompas.com/read/2022/06/18/131330826/membangun-kewirausahaan-untuk-para-senior

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke