Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pahami Ini Sebelum Beli Kripto Saat Pasar dalam Kondisi "Bearish"

Head of Growth Zipmex Indonesia Siska Lestari mengatakan, saat ini kondisi bear market tengah terjadi tidak hanya pada industri kripto, tapi juga market investasi secara keseluruhan. Lalu, apa yang harus diperhatikan ketika ingin membeli kripto saat pasar dalam kondisi bearish?

“Sebelum kita khawatir atas kondisi saat ini, harus dipahami apa yang mempengaruhi kondisi pasar pada saat ini. Mulai dari kenaikan suku bunga The Fed yang menjadi kenaikan paling tinggi sejak 1994, konflik Rusia dan Ukraina yang menyebabkan lonjakan harga barang komoditas, dan juga tingginya inflasi,” kata Siska kepada Kompas.com, Kamis (23/6/2022).

Siska mengatakan, mengacu pada grafik MVRV Z-Score, harga aset kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, Bitcoin atau BTC telah mulai memasuki zona hijau. Grafik MVRV Z-Score sendiri merupakan sebuah grafik yang menunjukkan apakah harga Bitcoin saat ini berada di atas atau di bawah valuasi nilai sewajarnya.

“Berdasarkan data historikal, saat harga Bitcoin memasuki zona hijau maka pasar akan mulai menuju awal dari periode keheningan (silence period). Periode ini merupakan waktu yang cocok bagi investor untuk bertahan meninjau arah pasar dan bersabar menunggu kembalinya siklus bullish,” jelas Siska.

Pelajari profil risiko

Di sisi lain, Siska menyarakan agar para investor aset kripto mempelajari profil risiko diri mereka dan seberapa besar batas toleransi mereka terhadap kerugian sebelum memutuskan untuk membeli Bitcoin.

“Bagi investor jangka panjang, saat ini bisa menjadi saat yang baik untuk melakukan akumulasi dengan menggunakan metode dollar-cost averaging (DCA), yaitu dengan menyisihkan persentase tertentu dari pendapatan setiap bulannya untuk membeli Bitcoin sembari menunggu harga BTC kembali menguat,” tambah dia.

Adapun beberapa hal yang bisa dilakukan investor yang ingin membeli kripto saat pasar dalam kondisi bearish.

Pertama, pahami tujuan investasinya, apakah jangka pendek, menengah, atau panjang. Yang kedua, harus memahami profil risiko dari investor tersebut, apakah rendah, menengah, atau sudah advance (berpengalaman).

Analisis fundamental

Setelah mengenali kedua hal tersebut, maka yang perlu diperhatikan adalah analisis fundamental. Sebelum memulai investasi, calon investor harus memahami latar belakang aset kripto yang diinginkan.


“Kami menyarankan untuk mempelajari whitepaper dari koin atau token yang dikeluarkan oleh proyek yang bersangkutan. Whitepaper dibutuhkan untuk memahami latar belakang dan alasan suatu aset diluncurkan, mulai dari manfaat aset, ekosistem apa yang ingin dibangun, bagaimana road map-nya, serta kegunaan aset (use case),” jelas dia.


Cek ke Bappebti

Sedangkan untuk exchange sendiri, calon investor harus melakukan pengecekan terlebih dahulu ke lembaga yang menaungi dan mengawasi jual beli aset kripto, yaitu Bappebti. Daftar calon pedagang aset kripto dapat diketahui melalui situs resmi Bappebti dan Kominfo. Dengan menggunakan platform investasi aset kripto yang teregulasi, calon investor dapat meminimalisir risiko investasi.

Selain itu, calon investor juga bisa melihat fitur-fitur apa saja yang ditawarkan oleh exchange tersebut, apakah sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka. Kemudian yang tidak kalah penting adalah roadmap untuk membangun ekosistem dari exchange itu sendiri, apakah akan ada koin/token yang dikeluarkan untuk meningkatkan manfaat bagi calon investor dan sebagainya.

“Calon investor juga harus mampu mengambil keputusan secara bijak kapan mereka ingin mulai memasuki pasar dan jenis aset apa yang paling sesuai dengan kebutuhan, tujuan, serta orientasi investasinya,” ujar Siska.

Investor jangka panjang vs investor jangka pendek

Bagi investor jangka panjang misalnya, saat ini bisa menjadi waktu yang tepat untuk melakukan akumulasi dengan menggunakan metode dollar-cost averaging (DCA), yaitu dengan menyisihkan persentase tertentu dari pendapatan setiap bulannya untuk membeli Bitcoin sembari menunggu harga BTC kembali menguat.

Adapun beberapa rekomendasi aset kripto yang layak dikoleksi berdasarkan profil risiko, yakni untuk long term investor cenderung membeli Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH), terutama pada waktu-waktu seperti saat ini, untuk memanfaatkan kesempatan di mana harga aset kripto sedang rendah.

Sedangkan untuk investor dengan profil risiko rendah, Siska menyarakan untuk membeli stable coin, contohnya USD Coin (USDC) atau Tether (USDT) , yang memiliki harga stabil dan cenderung mengikuti nilai dolar Amerika Serikat.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual mata uang kripto. Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual mata uang kripto.

https://money.kompas.com/read/2022/06/23/122509026/pahami-ini-sebelum-beli-kripto-saat-pasar-dalam-kondisi-bearish

Terkini Lainnya

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke