Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kementan Pastikan 1,8 Juta Hewan Kurban Aman untuk Penuhi Kebutuhan Idul Adha

Pada agenda tersebut, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri menyampaikan, hewan kurban yang tersedia saat ini sangat cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan menjelang Idul Adha 1443 Hijriah (H).

“Sesuai dengan neraca yang ada, kurban tahun ini mencapai 1,8 juta atau meningkat sebesar 11-13 persen dari tahun lalu. Insya Allah kita bisa penuhi dari sentra ternak yang berada di zona hijau,” ungkap Kuntoro dalam keterangan persnya, Selasa.

Kuntoro menjelaskan, kondisi ternak yang ada di zona merah harus lockdown dan perlu diawasi secara ketat, baik dari Kementan, satuan tugas (satgas) penyakit mulut dan kuku (PMK), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), dan pemerintah daerah (pemda).

“Penanganan PMK oleh pemerintah saat ini sudah masuk ke dalam fase vaksinasi dan diharapkan PMK bisa segera teratasi dengan baik. Jadi, Insya Allah kita bisa lalui Idul Adha tahun ini dengan baik,” jelas Kuntoro.

Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Direktorat Jenderal (Ditjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan Syamsul Ma’arif menambahkan, setiap penyembelihan hewan ternak harus memperhatikan intruksi dan arahan dari petugas kesehatan hewan. Salah satunya adalah saat daging kurban dibagikan.

“Nanti yang akan menentukan hewan itu layak atau tidak adalah dokter hewan. Apabila ditemukan hewan yang sakit berat, disarankan untuk tidak dipotong terlebih dahulu. Hal itu juga demi ketentraman batin dari hewan kurban,” jelas Syamsul.

Adapun warga yang mendapatkan daging kurban, Syamsul mengatakan, diminta untuk lebih peka terhadap kebersihan.

“Setelah mendapatkan daging, terlebih dahulu untuk menyimpan di lemari pendingin selama kurang lebih 24 jam, baru setelah itu diletakkan di freezer atau Anda juga bisa merebus daging lebih dulu setelah menerima.

“Sedangkan untuk plastiknya, jangan langsung dibuang sembarangan. Kalau bisa rendam dulu menggunakan deterjen atau disinfektan. Bukan berarti penyakit PMK ini berbahaya, hanya untuk lebih menjaga kebersihan,” jelas Syamsul.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Miftahul Huda menyampaikan, ada baiknya penyembelihan kurban diselaraskan dengan hadis nabi yang menekankan pada larangan kurban pada hewan dengan sifat-sifat tertentu.

“Hewan yang memiliki mata buta, yang pincang, tidak bisa berjalan, ataupun yang sangat kurus diharapkan untuk tidak dikurbankan. Jadi bisa untuk diselaraskan dan disesuaikan kembali dengan gejala wabah PMK yang sedang merebak ini,” jelas Miftahul Huda.

Sementara itu, Ketua DKM Masjid Baiturrahman Kiai Haji (KH) Mumuh Mukoyin menyampaikan terima kasihnya kepada Kementan yang telah menyelenggarakan kegiatan penyembelihan hewan kurban di Kecamatan Ciawi.

Menurutnya, perhatian dan sosialisasi yang dilakukan oleh Kementan penting untuk menekan penyebaran PMK di Ciawi.

“Dari dulu kalau mau menyembelih memang selalu minta pertimbangan dan dampingan dari dokter hewan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Ciawi. Alhamdulillah tahun ini kita mendapat perhatian besar dari Kementan juga,” ujar Mumuh.

https://money.kompas.com/read/2022/07/05/200142926/kementan-pastikan-18-juta-hewan-kurban-aman-untuk-penuhi-kebutuhan-idul-adha

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke