KOLOM BIZ
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Experd Consultant
Salin Artikel

Reputasi

KITA mungkin masih ingat pesan orangtua sewaktu kecil dulu. “Jangan pedulikan apa kata orang, maju saja terus.”

Namun, semenjak kecil pula, kita sering mendengar komentar orang-orang tua yang ditemui saat arisan atau pertemuan keluarga membahas sanak saudara yang menurut mereka berlaku tidak pantas.

Cemooh dari teman sepermainan pun mungkin kita dapatkan ketika mengenakan suatu barang atau bersikap tertentu yang tidak sesuai dengan situasi saat itu. Ini tentu terasa cukup menyakitkan.

Bagaimana mungkin kita dapat mengabaikan penilaian orang lain terhadap diri kita?
Dalam peran media sosial saat ini, reputasi dapat kita peroleh dengan sengaja membentuknya atau biasa disebut sebagai pencitraan.

Hal yang sama juga bisa terjadi apabila ada rekan yang mengunggah sesuatu tentang diri kita. Semakin penuh sensasi unggahan itu, maka semakin cepat pula menarik perhatian pihak lain.

Dahulu, kekhilafan kita mungkin cepat terlupakan dari memori pihak lain. Namun, kehadiran media sosial membuat jejak perilaku kita bisa berada di dunia maya untuk waktu yang sangat lama.

Bagi mereka yang benar-benar mengenal kita, mungkin unggahan seperti itu tidak terlalu berdampak besar karena mereka mengenal sisi lain diri kita.

Sayangnya, bagi orang yang baru mengenal kita atau rekan-rekan yang intensitas hubungannya tidak terlalu mendalam, unggahan yang mereka lihat akan membentuk reputasi diri kita dalam benak mereka. Ini bisa saja berpengaruh dalam interaksi hubungan kita dengan mereka.

Dalam situasi kerja sehari-hari, reputasi kita terbentuk dari persepsi rekan-rekan kerja terhadap diri kita. Bisa saja kita melihat diri sebagai individu yang penuh perhatian kepada orang lain. Namun, bisa jadi pula rekan-rekan kerja tidak melihat diri kita seperti itu.

Sebaliknya, bisa saja kita dianggap sebagai individu yang tidak sabaran. Mana yang tepat? Kepribadian mana yang bermakna dalam interaksi sosial kita?

Perlu diketahui, orang lain akan bersikap pada kita sesuai dengan reputasi yang mereka pandang tentang diri kita. Jika perlakuannya berbeda dengan yang kita harapkan, ini berarti, kita belum berhasil membentuk diri menjadi pribadi ideal di hadapan mereka.

Apakah kita dapat menerima reputasi secara legawa dan mengakui bahwa itulah yang dilihat oleh orang lain terhadap kita? Hal ini tidak mudah, apalagi bagi mereka yang sudah memiliki posisi dan “power”.

Sulit bagi mereka untuk bisa terbuka dan menyadari bahwa reputasi yang orang-orang pandang tentang dirinya tidaklah seperti yang ia pikirkan. Di sinilah letak kekuatan kepribadian kita.

Para ahli psikologi menyebut hal demikian sebagai blind spot, yakni sesuatu mengenai diri kita yang diketahui orang lain tetapi justru tidak kita ketahui.

Menurut para ahli, blind spot bisa menjadi silent killer. Betapa tidak? Bila kita menutup mata dan tidak memedulikan pendapat orang lain tentang diri kita, artinya kita membiarkan diri berkembang dalam gelap, tanpa upaya perbaikan. The danger is not knowing what your reputation is.

Setiap individu yang ingin berkembang perlu mempertimbangkan reputasinya, sambil menguatkan diri untuk mencapai mutu kepribadian yang lebih baik.

Kita perlu memiliki prinsip mengenai apa yang baik dan benar bagi diri kita. Sementara, reputasi dapat kita gunakan sebagai pedoman dalam menunjukkan prinsip pribadi yang diinginkan di hadapan orang lain.

Ketahuilah, kita tidak bisa mengendalikan pendapat orang, tetapi bisa memengaruhi persepsinya melalui perbuatan dan kata-kata.

Evolusi identitas

Identitas kita sebagai manusia merupakan gabungan pengalaman antara bayangan mengenai siapa diri kita dan apa yang kita representasikan ketika berhubungan dengan orang lain.

Perusahaan tempat bekerja tentu memiliki andil dalam membentuk reputasi kita, apalagi bila lembaganya cukup bergengsi. Namun, bagaimana mengelola identitas kita dalam tingkah laku keseharian juga akan semakin memperkuat ataupun melemahkan reputasi organisasi tempat kita bekerja tadi.

Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan. Pertama, pelajari dengan seksama apa reputasi kita. Banyak perusahaan menyelenggarakan umpan balik 360 derajat dengan bertujuan memberikan masukan kepada individu mengenai reputasinya.

Ketika hasilnya tidak sesuai dengan yang kita harapkan, bisa saja ada yang mempertanyakan obyektivitasnya. Di sini, perlu kita ingat bahwa pendapat orang lain adalah sah menurut kacamata mereka.

Kedua, tentukan identitas yang memang ingin kita miliki dan nilai apa yang mau ditampilkan. Ada orang yang ingin terlihat mentereng. Sebaliknya, ada yang ingin kelihatan minimalis.

Apa yang kita junjung tinggi akan memperkuat reputasi kita ketika ini diartikulasikan dengan baik dan dapat diimplementasikan sesuai dengan makna dari nilai tersebut.

Reputasi seperti itu tidak bisa hanya kita angankan, lalu terjadi begitu saja. Kita perlu menyusun strategi untuk mencapainya.

Selain itu, tanyakan pula mengapa reputasi ini penting agar kita dapat menelusuri kekuatan dan hal yang masih perlu digerakkan dalam diri untuk mencapai identitas tersebut.

Identitas kita adalah cerita mengenai diri kita. Cerita ini haruslah genuine, tidak bisa dibuat-buat. Sebab, episode demi episode hidup kita akan menjadi saksinya. Orang akan melihat ketika perilaku ternyata tidak cocok dengan apa yang kita angankan. Be who you say you are.

Kita juga perlu mengingat bahwa kita tidak bisa selalu konsisten. Bila pada suatu hari Anda sadar telah melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nilai yang ingin ditampilkan ini, lakukan tindakan korektifnya secepat mungkin.

Terakhir, kita juga perlu melihat bahwa orang lain pun juga ingin “bersinar”. Dengan memberi ruang kepada orang lain untuk tampil, justru reputasi kita akan mendapat nilai tambah yang positif. Build bridges that unify.

https://money.kompas.com/read/2022/09/03/080300426/reputasi

Terkini Lainnya

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Bagikan artikel ini melalui
Oke