Juru Bicara OJK Sekar Putih Djarot menjelaskan, ketika penerima pinjaman (borrower) tidak membayar sesuai perjanjian, maka risiko kredit ditanggung oleh lender (pemberi pinjaman).
Hal tersebut diungkapkan terkait dengan kredit macet yang dialami oleh fintech P2P lending TaniFund.
Penyebab kredit macet di TaniFund
Dilansir dari laman resminya pada Kamis (6/10/2022), diketahui tingkat keberhasilan 90 hari (TKB90) fintech agri ini berada pada angka 50,09 persen. Angka ini terus turun sebelum beberapa hari lalu masih ada di kisaran 51,73 persen.
Hal ini berarti, tingkap kredit macet atau non performing loan (NPL) fintech P2P lending TaniFund ini telah mencapai 49,91 persen.
"Kalau ditanya penyebabnya, karena transaksi via sarana elektronik dan nilainya kecil-kecil, (maka) tidak mudah untuk menanyakan satu per satu dan itu sudah disadari oleh lender," kata Sekar kepada Kompas.com, Kamis (6/10/2022).
Ia menambahkan, tugas platform fintech P2P lending adalah melakukan penagihan kepada borrower jika pinjaman tidak dikembalikan sesuai perjanjian.
Sekar menjabarkan, sebelum penyaluran pinjaman, platform fintech P2P lending menyediakan informasi calon borrower termasuk hasil skor kredit. Selain itu, fintech juga memberikan fasilitas asuransi kredit.
"Apabila lender memilih mengasuransikan," imbuh Sekar.
Seleksi alam platform fintech P2P lending
Dalam memitigasi risiko kredit macet, OJK sendiri telah meminta agar aplikasi atau website platform fintech P2P lending mencantumkan disclaimer risiko. Fungsinya, untuk mengingatkan calon lender atas risiko bertransaksi di platform fintech P2P lending.
OJK mengharapkan masyarakat terutama calon lender membaca dan memahami risiko yang ada.
Selain memahami risiko, calon lender sebelum melakukan pendanaan diharapkan mencermati profil calon borrower yang akan didanainya.
"Meskipun risiko kredit ada pada lender, tetapi platform P2P lending berkepentingan dengan kualitas pendanaan yang baik yakni TKB90 mendekati 100 persen," tutur dia.
Sekar menjelaskan, calon lender akan mempertimbangkan kualitas pendanaan yang dikelola platform tersebut. Hal tersebut memengaruhi keputusan lender dalam memberikan pendanaan.
"Tentunya calon lender akan memilih platform yang memiliki TKB90 besar. Akhirnya seleksi alam yang akan menentukan suatu platform akan berkembang atau tidak," pungkas dia.
https://money.kompas.com/read/2022/10/06/141050626/kredit-macet-fintech-p2p-lending-tanifund-capai-49-persen-ojk-risiko