Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menakar Prospek BBTN Jelang Rights Issue

JAKARTA, KOMPAS.com - Emiten perbankan, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), berencana menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue, dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 4,6 miliar saham.

Bank pelat merah yang fokus pada segmen properti itu akan meminta persetujuan para pemegang saham dalam gelaran rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang akan dilaksanakan pada 18 Oktober mendatang.

Aksi korporasi tersebut disambut positif oleh pasar, tercermin dari pergerakan harga saham BBTN di bursa efek pada pekan pertama Oktober.

Mengacu kepada data RTI, selama sepekan lalu (3-7 Oktober 2022), harga saham BBTN menguat tipis 0,67 persen ke Rp 1.495, lebih baik dari kinerja indeks sektor keuangan yang terkoreksi 0,06 persen.

Analis MNC Sekuritas Tirta Widi Gilang mengatakan, rasio price to book value (PBV) BBTN masih berada di bawah 1 kali, sehingga saham perseroan dinilai menarik untuk dimiliki.

"Karena harga saham jauh di bawah fundamentalnya, maka ruang kenaikan masih sangat lebar," kata dia, dalam risetnya, dikutip Senin (10/10/2022).

Sementara itu, Analis fundamental Kanaka Hita Solvera (KHS) Raditya Pradana menilai, saham BBTN saat ini undervalued, alias di bawah nilai fundamentalnya, dengan harga wajar sebesar Rp 2.200.

Selain sentimen rights issue, katalis positif saham BBTN lainnya adalah rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang membuka kemungkinan untuk memperpanjang relaksasi restrukturisasi kredit terdampak Covid-19, sebab, debitur terdampak masih belum pulih seluruhnya.

Pada saat bersamaan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)memastikan, bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi tetap 5 persen, meski BI telah menaikkan suku bunga acuan (BI7DRR).

Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna mengatakan bahwa kenaikan suku bunga dapat di intervensi oleh pemerintah sehingga tidak akan mempengaruhi rumah subsidi.

"Kenaikan tidak akan mempengaruhi (suku bunga rumah) yang subsidi," ujar dia pada pekan lalu.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2022/10/10/151500026/menakar-prospek-bbtn-jelang-rights-issue

Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke