Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Akes Pembiayaan UMKM Masih Sulit, Ini Kata Menteri Teten

"Memang, ada KUR Rp 100 juta yang tanpa agunan. Namun, praktiknya di lapangan masih sulit," ucap dia dalam siaran pers, Kamis (13/10/2022).

Oleh karena itu, Teten meminta pihak perbankan untuk mengubah pendekatan kredit, dari agunan ke kelayakan usaha.

"Harus dengan sistem digital dalam menilai kinerja UMKM, sehingga memudahkan bagi credit scoring UMKM," imbuh dia.

Untuk itu, Teten mendorong laporan keuangan UMKM dibuat dengan sistem digital. Sebab selama ini, masih banyak UMKM dengan model laporan keuangan keluarga.

"Dengan sama-sama digital, maka akan klop bertemu antara UMKM dengan perbankan," jelas dia.

Lebih dari itu, Teten juga mendorong UMKM untuk memiliki business plan untuk memudahkan investor masuk, selain memudahkan bank menyalurkan kredit.

"Kami sudah membangun Smesco Hub Timur di Bali untuk mengembangkan pasar produk UMKM wilayah Timur Indonesia," kata Teten.

"Harus bisa menjadi bagian dari rantai pasok yang terintegrasi dengan industri besar. Tanpa itu, UMKM susah untuk naik kelas," tegas dia.

Saat ini, baru sekitar 4,1 persen UMKM yang masuk ke dalam Global Value Chain. Oleh karena itu, ekspor UMKM terbilang masih rendah.

"Tapi, dengan kemitraan tadi, bila industri meningkat maka UMKM pun ikut terkerek naik," pungkas Teten.

https://money.kompas.com/read/2022/10/13/200448126/akes-pembiayaan-umkm-masih-sulit-ini-kata-menteri-teten

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke