Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sentimen Positif Bayangi Pasar Saham Sepekan, Ini Pilihan Saham Indo Premier Sekuritas

Dia menyebutkan ada delapan sentimen positif dari minggu lalu yang bakal menggerakkan market pada pekan ini, mencakup neraca perdagangan September yang kembali surplus, keputusan Bank Indonesia yang menaikkan suku bunga kredit, dan masih solidnya pertumbuhan kredit September.

Kemudian, sentimen pekan ini juga mencakup kebijakan uang muka 0 persen untuk kredit kendaraan bermotor hingga akhir 2023, aksi beli investor asing, solidnya laporan keuangan emiten di kuartal III tahun 2022, serta kenaikan harga minyak kelapa sawit dan lebih baiknya beberapa laporan Keuangan di Wall Street.

"Sementara itu sentimen negatif dari minggu lalu hanya ada 2 yakni naiknya imbal hasil obligasi pemerintah AS dan tertekannya nilai tukar Rupiah," kata Mino dalam siaran pers, Senin (24/10/2022).

Surplus neraca perdagangan

Terkait neraca perdagangan September yang kembali surplus, Mino menjelaskan pada bulan September neraca perdagangan kembali tercatat surplus sebesar 4,94 miliar dollar AS (lebih tinggi dari consensus 4,84 miliar dollar AS), namun lebih rendah dari sebelumnya 5,71 miliar dollar AS.

"Surplus neraca perdagangan tersebut ditopang oleh pertumbuhan ekspor 20,28 persen yoy (sebelumnya 29,93 persen yoy) dan naiknya impor 22,02 persen yoy (sebelumnya 32,81 persen yoy). Di sepanjang kuartal III, Neraca perdagangan mencapai 14,92 miliar dollar AS (+13 persen yoy) dan dari awal tahun surplus mencapai 39,97 miliar dollar AS (+59 persen yoy)," jelasnya.

Suku bunga BI

Sementara itu, keputusan Bank Indonesia yang menaikan suku bunga acuan sebesar 50 bps menjadi 4,75 persen (konsensus 0,5 persen) sebagai langkah front loaded, pre emptive dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini terlalu tinggi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasaran 3 persen +-1 persen lebih awal pada semester I 2023, serta memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah menguatnya dollar AS dan ketidakpastian global.

Pertumbuhan kredit solid

Pertumbuhan kredit September juga masih solid yakni sebesar 11 persen yoy naik dari sebelumnya 10,62 persen. Pertumbuhan kredit ini ditopang oleh seluruh jenis kredit (kredit modal kerja, investasi dan konsumsi) serta seluruh sektor ekonomi.

Setelah dalam empat minggu berturut-turut asing melakukan aksi jual sebesar Rp 7,84 triliun akhirnya pada perdagangan kemarin asing membukukan pembelian bersih sebesar Rp 5 miliar.

"Dengan pembelian bersih tersebut maka dari awal tahun asing telah membukukan beli bersih Rp 62,61 triliun," tegasnya.

Laporan keuangan emiten kuartal III-2022 solid

Sentimen positif lainnya yakni solidnya laporan keuangan emiten di kuartal III tahun 2022. Di sepanjang kuartal III 2022, BBCA membukukan pendapatan bunga bersih Rp 46,1 triliun dengan total pendapatan mencapai Rp 62,8 triliun. Laba operasional sebelum pencadangan mencapai Rp 39,6 triliun (9 persen yoy). Sementara itu laba bersih tumbuh 25 persen yoy menjadi Rp 28,9 triliun.

Harga minyak kelapa sawit naik

Terkait harga komoditas minyak kelapa sawit yang berhasil membukukan kenaikan cukup signifikan naik 4,33 persen, Mino menegaskan kenaikan harga minyak kelapa sawit tersebut dipicu oleh melemahnya nilai tukar ringgit Malaysia terhadap dollar AS dan kekhawatiran akan gangguan cuaca.

Sisi domestik dan eksternal

Mino lantas menjelaskan sejumlah sentimen positif yang bakal menggerakkan market dalam sepekan mendatang yakni dari sisi domestik ada laporan keuangan emiten di kuartal III – 2022, perkembangan nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS dan harga komoditas.

"Sementara itu dari sisi eksternal, market minggu ini akan tertopang oleh berlanjutnya musim laporan keuangan kuartal III, perkembangan yield obligasi, rilis data Indeks Pengeluaran Konsumen (PCE), indeks manufaktur dan data pertumbuhan ekonomi China dan AS di kuartal III," tegasnya.


Sentimen negatif

Dari sisi sentimen negatif, kekhawatiran investor terhadap peluang tertekannya ekonomi AS seiring keagresifan The Fed dalam menaikan suku bunga acuan paska dirilisnya data inflasi yang masih lebih tinggi dari ekspektasi sempat membuat imbal hasil obligasi pemerintah dengan tenor 10 tahun menyentuh level 4,337 persen yang merupakan level tertingginya dalam 14 tahun terakhir.

"Namun munculnya ekspektasi bahwa The Fed akan menurunkan keagresifannya dalam menaikan suku bunga acuan membuat yield bergerak turun ke level 4,21 persen," tegasnya.

Sentimen negatif kedua yakni menguatnya nilai tukar dollar AS terhadap mata uang utama lainnya membuat Rupiah Kembali mengalami tekanan dan pada minggu lalu menyentuh level Rp 15.600 an per dollar AS.

Rekomendasi saham

Mino merekomendasikan aksi buy pada sejumlah saham untuk trading, yakni PGAS (Support 1.780, Resistance 1.950, Cut Loss 1.730). Kemudian, ADRO (Support 3.760, Resistance 4.200, dan Cut Loss 3.570).’

Lalu, INDF (Support 6.050, Resistance 6.500, dan Cut Loss: 5.850). Kemudian, UNVR (Support 4.850, Resistance 5.650, dan Cut Loss 4.500). Selanjutnya, BBNI (Support 8.425, Resistance 9.600, dan Cut Loss 7.850).

Ada juga BBRI (Support 4.260, Resistance 4.580, dan Cut Loss 4.100). Lalu, BBCA (Support 8.225, Resistance 9.050, dan Cut Loss 7.875). Selanjutnya, KLBF (Support 1.840, Resistance 2.100 dan Cut Loss 1.725). Terakhir, ASII (Support 6.200 Resistance 6.850, dan Cut Loss 5.950).

https://money.kompas.com/read/2022/10/24/140107526/sentimen-positif-bayangi-pasar-saham-sepekan-ini-pilihan-saham-indo-premier

Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke