Bakrie Center Foundation Gelar Seminar Bahas Ekonomi Berkelanjutan

CEO Bakrie Center Foundation Imbang Jaya Mangkuto mengatakan, rangkaian seminar ini mengangkat 4 isu penting berdasarkan permasalahan genting tingkat nasional.

"Di antaranya, percepatan eliminasi TBC pada tahun 2030, kedua pengelolaan sampah plastik dalam upaya pengendalian perubahan iklim, dan ketiga pentingnya pendidikan dasar dan pendidikan tinggi," kata dia dalam pembukaan The SDGs National Seminar Series secara virtual, Senin (31/10/2022).

Kemudian ia menambahkan, permasalahan genting berikutnya adalah topik energi terbarukan untuk mengurangi polusi udara.

Kemudian, ia mengutarakan pihaknya juga akan terus mendukung target pemerintah dengan terus menjalankan program-program berbasis sosial terutama fokus pada kesehatan, pendidikan, lingkungan.

Imbang memerinci, BCF telah bermitra dengan 76 lembaga sosial yang menyasar sebanyak 121 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.

Adapun, penerima manfaatnya telah mencapai lebih dari 130.000 penerima.

Selain itu, BCF juga menjalin kerja sama dengan lebih dari 15 perguruan tinggi.

"Dalam setahun terakhir ini kami memberikan kesempatan belajar kepada 150 mahasiswa magang dari seluruh Indonesia untuk terlibat membantu masyarakat bersama mitra kami," imbuh dia.

Dalam menjalankan inisiatif ini, pihknya bekerja sama dengan Kemendikbudristek melalui program magang yang bernama Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

Ia berharap, acara seminar ini dapat menjadi agenda tahunan untuk mengawal isu strategis terkait pembangunan berkelanjutan.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, keberlanjutan (sustainbility) harus menjadi fokus utama pembangunan.

"Keberlanjutan dan pertumbuhan ekonomi adalah dua hal yang harus beriringan, saling selaras, bukan dua tujuan yang saling bersaing," ucap dia.

Misalnya, beralih ke ekonomi linear ke ekonomi sirkular akan dapat mengurangi limbah dan meningkatkan penghematan biaya.

Ia menjelaskan, transisi energi hijau juga dapat memungkinkan negara membangun bisnis di sektor baru seperti industri batrei dan industri kendaraan listrik.

"Itu merupakan peluang bisnis yang tidak hanya berkelanjutan tetapi juga profitable," tandas dia.