Mengutip CNBC, harga minyak Brent turun 0,4 persen menjadi 84,92 dollar AS per barrel, demikian juga dengan West Texas Intermediate (WTI) yang melemah 0,3 persen pada posisi 79,65 dollar AS per barrel.
Meskipun turun tipis, posisi harga minyak mentah dunia masih bertahan mendekati level tertinggi tahun ini. Hal ini tidak lepas di tengah optimisme pembukaan kembali ekonomi China, yang diharapkan dapat mendorong permintaan negara importir minyak dunia terbesar itu.
Pada pekan lalu, kedua kontrak minyak dunia menalami kenaikan lebih dari 8 persen dan merupakan kenaikan terbesar sejak Oktober 2022. Hal ini terjadi setelah China meningkatkan impor minyak mentahnya hingga 4 persen pada bulan Desember 2022 untuk menyambut Tahun Baru Imlek.
“Tingkat lalu lintas di China juga terus pulih dari rekor terendah setelah pelonggaran pembatasan Covid-19, yang mana hal ini menghasilkan permintaan yang lebih kuat untuk produk minyak mentah dan minyak,” kata analis ANZ.
Analis perdagangan komoditas lainnya mengatakan, rebound permintaan China juga diperkirakan akan menyebabkan penurunan ekspor produk minyak olahan China sebesar 40 persen pada Januari dari angka Desember, dipimpin oleh bensin.
"Meskipun masih ada banyak optimisme seputar permintaan China, dalam waktu dekat pasokan di pasar minyak tetap relatif baik," kata analis ING.
"Kami melihat kenaikan lebih lanjut dari kuartal II tahun 2023, karena pasar semakin ketat,” lanjutnya.
Pekan ini, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Badan Energi Internasional akan merilis laporan bulanan. Investor juga akan mengamati pertemuan utama Bank of Japan (BOJ) minggu ini untuk menentukan apakah akan mempertahankan kebijakan stimulusnya yang sangat besar.
https://money.kompas.com/read/2023/01/17/072300526/turun-harga-minyak-mentah-masih-di-kisaran-80-dollar-as