Pekan Lalu Mengalami Koreksi, Mampukah IHSG Mengawali Pekan Ini dengan Positif?

Praktisi sekaligus Founder WH Project William Hartanto mengatakan, pelemahan yang dialami IHSG utamanya disebabkan oleh sentimen eksternal. Ini berasal dari pelemahan indeks bursa saham Amerika Serikat serta kekhawatiran investor terhadap arah kebijakan suku bunga The Federal Reserve (The Fed).

"Kekhawatiran ini belum akan berakhir sampai The Fed sendiri yang nantinya akan menyatakan apakah mereka masih akan hawkish atau dovish," kata dia, dalam risetnya, dikutip Senin (27/2/2023).

Dengan melihat sentimen tersebut, William memproyeksi, IHSG bergerak mixed cenderung melemah pada awal pekan ini. Indeks saham diprediksi bergerak pada rentang 6.800-6.950.

"Kami melihat pergerakan IHSG masih akan mengalami volatilitas tinggi, namun justru jadi peluang yang menarik untuk Anda yang suka mengincar saham-saham yang sedang turun," tuturnya.

Pada perdagangan sesi Senin ini, William merekomendasikan saham AKRA (buy, support Rp 1.350, resistance Rp 1.475), ISSP (buy, support Rp 252, resistance Rp 272), KRAS (buy, support Rp 294, resistance Rp 334), dan DEWI (buy, support Rp 242, resistance Rp 304).

Sementara itu, CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, pola pergerakan IHSG hingga saat ini masih terlihat berusaha keluar dari level konsolidasi wajarnya. Menurutnya, rilis kinerja keuangan emiten tahun buku 2022 masih akan menjadi sentimen bagi pergerakan indeks saham.

"Namun hal ini belum terlihat ditopang oleh capital inflow deras ke dalam pasar modal kita sehingga peluang adanya tekanan jangka pendek juga masih terlihat," ujarnya.

Dengan melihat sentimen tersebut, William bilang, IHSG berpotensi menguat hari ini. Ia memprediksi, indeks saham bergerak pada rentang 6.789-6.954. 

Pada sesi perdagangan hari ini, William merekomendasikan saham TLKM, AKRA, ASII, ITMG, HMSP, BMRI, AALI, dan TBIG.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.