Direktur Bahana TCW Danica Adhitama mengatakan, untuk mencapai target pertumbuhan dana kelolaan tersebut, pihaknya menjalin beberapa kerja sama strategis.
"Kerja sama strategis ini nantinya akan ditujukan di antaranya untuk menghadirkan produk investasi baru dan distribusi produk. Kemitraan akan dilakukan dengan melibatkan teknologi dan penerapan risk culture serta good corporate governance yang ketat," ujar Danca dalam keterangan tertulis, Kamis (9/3/2023).
Pada Kuartal I 2023 ini Bahana TCW setidaknya akan menjalin kemitraan strategis dengan lima institusi keuangan bereputasi global. Salah satunya dengan PT Mandiri Sekuritas untuk distribusi dan penjualan produk reksa dana.
Nantinya, Mandiri Sekuritas yang merupakan perusahaan efek terkemuka dengan jaringan global,bakan menjadi salah satu agen penjual efek reksa dana (APERD) dari produk-produk investasi unggulan yang ditawarkan Bahana TCW.
"Kerja sama strategis bersama Mandiri Sekuritas ini diharapkan menjadi tahap awal dari berbagai kerja sama strategis yang direncanakan berjalan di 2023," ucapnya.
Dalam kerja sama ini, Mandiri Sekuritas akan menjual beberapa produk investasi unggulan Bahana TCW, di antaranya Bahana Dana Likuid, Bahana Likuid Syariah, Bahana MES Syariah Kelas G, Bahana Kehati Lestari dan ABF Indonesia Bond Index Fund (ABF IBI FUND) melalui layanan digital Mandiri Online Securities Trading (MOST).
Kehadiran produk-produk Bahana TCW di aplikasi Mandiri Online Securities Trading (MOST) membuat nasabah dapat bertransaksi dengan lebih nyaman dan aman kapan pun dan di mana pun.
"Dengan jaringan dan pengalaman Mandiri Sekuritas diharapkan pula berbagai produk reksa dana besutan Bahana TCW dapat menjawab tingginya permintaan masyarakat akan produk investasi berkualitas," ungkapnya.
Dorong pertumbuhan reksa dana di RI
Dengan kehadiran produk-produk investasi yang dapat menjawab kebutuhan dan tujuan investasi masyarakat pada 2023 ini juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan Number of Account (NOA) reksa dana di Indonesia.
Dengan kondisi 90 persen investor yang masih terpusat di Jabodetabek, peluang masih terbuka sangat lebar bagi investor ritel untuk berinvestasi di Indonesia.
Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah investor reksa dana di Indonesia hingga Desember 2022 mencapai 9,6 juta investor. Angka ini meningkat 40,2 persen dibandingkan pada akhir 2021 sebesar 6,8 juta investor.
Adapun peningkatan tersebut secara konsisten terus berlangsung sejak lima tahun terakhir. Pertumbuhan ini menggambarkan semakin banyaknya masyarakat yang tertarik pada produk reksa dana dan produk-produk pasar modal lainnya.
"Pertumbuhan jumlah investor reksa dana di Indonesia diprediksi akan terus meningkat. Hal ini harus diimbangi oleh ketersediaan produk-produk investasi yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat dan dinamika global yang ada," tuturnya.
https://money.kompas.com/read/2023/03/10/100827726/targetkan-dana-kelolaan-tumbuh-10-persen-pada-2023-ini-strategi-bahana-tcw