Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mitratel Siapkan Capex Rp 7 Triliun buat Akuisisi Menara dan Serta Optik

Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan, perseroan telah menyusun peta jalan (roadmap) pertumbuhan organik dan inorganik yang berdampak terhadap kinerja fundamental, sekaligus mendukung transformasi digital di Indonesia.

Mitratel pada 2023 berencana mengembangkan ekosistem bisnis menara dengan menambah jumlah menara telekomunikasi, membangun serat optik, serta infrastruktur pendukung lainnya yang akan meningkatkan pendapatan dan laba bersih di periode mendatang.

“Mitratel siap merealisasikan rencana bisnis dan mengoptimalkan berbagai peluang bisnis di tahun 2023, yakni memonetisasi aset menara yang tersebar di berbagai lokasi strategis di seluruh Indonesia," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (6/4/2023).

"Kami juga telah menyiapkan model bisnis terbaru, yaitu Fiber to the Tower dan Power to the Tower, yang memberikan layanan bernilai tambah kepada operator telekomunikasi yang menjadi pelanggan Mitratel,” lanjutnya.

Hingga akhir 2022, Mitratel memiliki 35.418 menara telekomunikasi sehingga perseroan tercatat sebagai perusahaan yang memiliki menara terbanyak di Asia Tenggara. Meski begitu, penambahan menara diperlukan karena masih tingginya kebutuhan Indonesia akan menara telekomunikasi.

Sebagai gambaran, secara rata-rata 1 menara telekomunikasi di Indonesia menjangkau populasi sebanyak 2.700 jiwa, atau lebih tinggi dari negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand.

"Sehingga hal ini mengisyaratkan bahwa dibutuhkan lebih banyak menara bagi operator telekomunikasi untuk memperluas jaringan dan layanan selulernya,” kata Teddy.

Mitratel optimistis mampu menjaga pangsa pasar di industri menara telekomunikasi, setelah perseroan menguasai pangsa pasar sekitar 40 persen di tahun 2022.

Perseroan juga telah bersiap apabila operator telekomunikasi (mobile network operator/MNO) berekspansi untuk memperluas layanan 5G.

Mitratel memproyeksikan penetrasi 5G pada 2025 sebesar 27,2 persen, lebih tinggi dari potensi penetrasi 5G dibanding 2024 sebesar 13,4 persen.

Hingga akhir 2022, perseroan berhasil mendapatkan pesanan (order) untuk membangun 25.000 kilometer fiber optic dari MNO atau 30 persen dari total fiber roll out MNO di tahun lalu. Hal ini menunjukkan perseroan telah dipercaya sebagai penyedia infrastruktur digital (Digital InfraCo) independen.


Potensi pertumbuhan pendapatan Mitratel 2023

Sementara itu, Research Analyst PT BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis memperkirakan pendapatan Mitratel di 2023 ini berpotensi tumbuh sekitar 11-12 persen. Hal ini seiring meningkatnya kepercayaan konsumen terhadap Mitratel setelah IPO.

Ia menilai, kepemilikan aset menara sebesar 58 persen yang tersebar di luar Pulau Jawa dan 42 persen di Pulau Jawa dengan serat optik sepanjang 16.641 kilometer, membuat Mitratel lebih menarik bagi operator telekomunikasi untuk memperluas jaringannya masing-masing.

Niko pun mencermati alokasi belanja modal Mitratel yang senilai Rp 7 triliun akan mencakup 60 persen untuk membiayai rencana bisnis organik, dan 40 persen untuk mendanai akuisi menara telekomunikasi dan serta optik.

“Dana hasil IPO dan arus kas Mitratel yang sehat akan mendorong kinerja fundamental Mitratel untuk meningkatkan pendapatan dan mengoptimalkan sumber pendapatan baru di tahun ini,” ucap Niko.

https://money.kompas.com/read/2023/04/06/221000926/mitratel-siapkan-capex-rp-7-triliun-buat-akuisisi-menara-dan-serta-optik-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke