Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tertibkan 2 KUPVA BB dan 4 LR Ilegal, BI Kepri Pantau Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme

BATAM, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI), Khususnya perwakilan Kepulauan Riau (Kepri) terus berupaya mewujudkan keanggotaan Indonesia dalam Financial Action Task Force (FATF).

Sebab dengan menjadi anggota FATF, integritas sistem keuangan Indonesia akan lebih kredibel, sehingga berdampak positif terhadap investasi yang akan masuk ke Indonesia dan posisi Indonesia di antara negara-negara maju.

"Melalui keanggotaan FATF, BI Kepri mampu memantau regulasi dan efektivitas implementasi Anti-Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT)," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kepri, Suryono di Batam, Rabu (21/6/2023).

Suryono mengatakan, terpilihnya salah satu penyelenggara Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (KUPVA BB) di Batam menjadi tujuan Onsite Visit FATF mencerminkan bahwa pengawasan BI Kepri mampu menciptakan aktivitas KUPVA BB yang memenuhi standar operasional internasional.

Bahkan BI Kepri senantiasa menyelenggarakan berbagai kegiatan upgrading, seperti Pertemuan Tahunan KUPVA BB dan LR serta Capacity Building, guna memastikan pemahaman dan kapabilitas penyelenggara KUPVA BB dan Layanan Remitansi (LR) tetap sesuai dengan kualifikasi.

"Kondisi geografis Kepri yang berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga menjadikan Kepri memiliki jumlah KUPVA BB dan LR terbesar ke-2 di Indonesia, yaitu 114 KUPVA BB dan 59 LR," ungkap Suryono.

"Keberadaan KUPVA BB dan LR yang besar ini juga kami harapkan dapat mendorong perekonomian Provinsi Kepri," tambah Suryono.

Suryono menjelaskan, total transaksi jual beli valas oleh KUPVA BB dan total transaksi transfer dana oleh LR di Kepri pada tahun 2022 masing-masing mencapai Rp133,02 triliun dan Rp91,2 triliun.

Namun demikian, hal ini juga diiringi dengan potensi risiko yang tinggi terhadap Sistem Pembayaran.

Bahkan hasil kajian BI pada Sectoral Risk Assessment tahun 2021, menunjukkan bahwa tingkat risiko TPPU pada KUPVA BB dan TPPT pada LR di Kepri adalah Tinggi.

"Mempertimbangkan kondisi geografis Kepri yang berbentuk kepulauan dan berbatasan langsung dengan negara tetangga serta persiapan menghadapi Pemilu 2024 mendatang, maka diperlukan penguatan penerapan APU PPT oleh seluruh Penyelenggara KUPVA BB dan LR," tegas Suryono.

Lebih jauh Suryono mengaku, berbagai langkah penguatan terus dilakukan BI Kepri, salah satunya Capacity Building Penyelenggara KUPVA BB dan LR tahun 2023 dengan tema Secured (Safeguarding Democracy from Money Laundering and Terrorist Financing Hazard).

"Melalui kegiatan tersebut diaharapkan dapat memperkuat keamanan sistem pembayaran di Kepri dan komitmen bersama, sehingga terhindar dari TPPU dan TPPT, khususnya pada momen pesta demokrasi di tahun 2024 mendatang," jelas Suryono.

Diakui Suryono, BI Kepri dan PPATK juga teleh membekali seluruh penyelenggara KUPVA BB dan LR dengan pemahaman terkait tipologi TPPU dan TPPT, serta strategi penanggulangannya.

"Jadi tidak saja BI Kepri, PPATK juga melakukan upaya pencegahan TPPU dan TPPT dengan meningkatkan kualitas pelaporan," terang Suryono.

BI Kepri juga menghimbau masyarakat untuk hanya bertransaksi pada KUPVA BB dan LR berizin dan melaporkan apabila menemukan indikasi penyelenggaraan KUPVA BB dan LR yang mencurigakan atau ilegal.

"Selama tahun 2022 hingga Mei 2023, BI Kepri menertibkan 2 KUPVA BB dan 4 LR ilegal," pungkas Suryono.

https://money.kompas.com/read/2023/06/22/124000826/tertibkan-2-kupva-bb-dan-4-lr-ilegal-bi-kepri-pantau-pencucian-uang-dan

Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke