Komitmen "Green Mobility" Bentoel untuk Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Komitmen ini juga bertujuan untuk meningkatkan efisiensi energi, dan mengadopsi praktik mobilitas yang berkelanjutan sesuai dengan dengan prioritas perusahaan.

“Dengan tantangan lingkungan yang semakin kompleks, kami turut bertanggung jawab untuk mengadopsi praktik-praktik ramah lingkungan yang mempromosikan penggunaan sumber daya yang efisien, mengurangi gas rumah kaca, dan mendorong pemanfaatan mobilitas yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, " ujar Dian Widyanarti, Head of Regulatory & External Affairs Bentoel Group melalui keterangan pers, Jumat (14/7/2023).

Ia menjabarkan, dalam program "Green Mobility" ini, Perusahaan berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi energi dengan mempromosikan kendaraan hemat bahan bakar, mengoptimalkan arus lalu lintas, menerapkan sistem transportasi cerdas, dan mendorong praktik eco-driving untuk meminimalkan konsumsi energi dalam kegiatan operasional Perusahaan.

Selain itu, Perusahaan juga mendukung solusi mobilitas alternatif, mempromosikan solusi mobilitas yang inovatif dan berkelanjutan di luar moda transportasi tradisional, termasuk berbagi mobil dan berbagi kendaraan operasional, yang digunakan untuk keperluan bisnis Perusahaan.

"Perusahaan juga berkomitmen untuk terus meningkatkan kesadaran individu, karyawan, serta berbagai pemangku kepentingan akan pentingnya mobilitas yang ramah lingkungan dan manfaatnya bagi lingkungan dan kualitas hidup masyarakat,” pungkas Dian.

Kinerja Bentoel Group 2022

Sebagai informasi, Bentoel Group berhasil membukukan laba kotor secara konsisten selama 3 tahun berturut-turut sejak tahun 2020.

Sementara pada 2022, Bentoel Group berhasil mencetak laba kotor sebesar Rp 1 triliun, meningkat 20 persen dibandingkan dengan laba kotor pada tahun sebelumnya.

Kenaikan tersebut dicapai di tengah berbagai tantangan eksternal akibat kenaikan cukai dan dampak Covid-19.

Pada 2022 Bentoel Group juga berhasil mendatangkan investasi baru ke Indonesia melalui relokasi kapasitas produksi dari Singapura ke Malang, di mana keseluruhan kapasitas tambahan tersebut diperuntukkan untuk produk-produk ekspor.