Posisi tersebut turun 460.000 orang atau 0,21 persen dari posisi September 2022. Sementara itu, jika dibandingkan posisi Maret 2022, jumlah penduduk miskin Indonesia berkurang 260.000 orang atau setara 0,18 persen.
"Penduduk miskin di Indonesia sebesar 9,36 persen, atau mencapai 25,90 juta orang," ujar Sekretaris Utama BPS Atqo Mardiyanto, dalam konferensi pers, Senin (17/7/2023).
Meskipun menurun, tingkat kemiskinan di Indonesia belum kembali ke level sebelum pandemi Covid-19 atau sebelum 2020. Tercatat tingkat kemiskinan pada September 2019 sebesar 9,22 persen total penduduk atau setara 24,78 juta penduduk.
"Meskipun terus mengalami penurunan, namun demikian tingkat kemiskinan bulan Maret 2023 ini belum pulih seperti masa sebelum pandemi," tutur Atqo.
Penurunan tingkat kemiskinan terjadi seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang berlanjut. Tercatat sejak September 2020, tingkat kemiskinan terus menurun, meski sempat sedikit meningkat pada September 2022.
Tercatat tingkat kemiskinan di perkotaan turun dari 7,53 persen pada September 2022 menjadi 7,29 persen. Sementara itu, tingkat kemiskinan di perdesaan turun dari 12,36 persen menjadi 12,22 persen.
"Tentunya jika kita bandingkan kondisi sebelum pandemi tingkat kemiskinan di perdesaan ini bisa kita lihat ini sudah lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi," kata Atqo.
"Sementara tingkat kemiskinan di wilyah perkotaan masih lebih tinggi dari kondisi sebelum pandemi," sambungnya.
Sementara itu, jika dilihat berdasarkan pulau, penurunan tingkat kemiskinan terjadi di seluruh pulau kecuali Sulawesi. Tercatat tingkat kemiskinan di Pulau Sulawesi meningkat 0,02 persen atau 2,04 juta penduduk.
Atqo menjelaskan, meningkatnya tingkat kemiskinan di Sulawesi disebabkan oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang lebih rendah dibanding pulau lain.
"Pertumbuhan konsumsi rumah tangga dibanding kuartal III02022 terhadap kuartal I-2023 di Sulawesi paling kecil," ucap Atqo.
https://money.kompas.com/read/2023/07/17/142557926/tingkat-kemiskinan-turun-tapi-belum-kembali-ke-level-sebelum-pandemi