Dalam laporan itu disebutkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi mencapai 5 persen pada 2024. Angka proyeksi itu lebih rendah 0,1 persen dari proyeksi IMF sebelumnya, yakni sebesar 5,1 persen.
IMF tidak merinci alasan pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, penyesuaian selaras dengan proyeksi pertumbuhan negara berkembang yang juga dipangkas.
Pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang diprediksi mencapai 4,1 persen pada tahun depan. Proyeksi ini juga lebih rendah 0,1 persen dari proyeksi IMF sebelumnya, yakni sebesar 4,2 persen.
Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas mengatakan, perlambatan pertumbuhan ekonomi akan dirasakan oleh negara yang berkegantungan terhadap komoditas. Pasalnya, harga komoditas mulai mengalami normalisasi, setelah pada tahun 2022 melonjak signifikan, sehingga pendapatan dari ekspor terkoreksi.
"Negara produsen komoditas akan terimbas penurunan ekspor," kata dia, dalam konferensi pers, dikutip Rabu (26/7/2023).
Melemahnya kinerja ekspor nasional sebelumnya sudah disoroti oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. Bendahara negara menyebutkan, Indonesia sudah mulai terkena dampak pelemahan ekonomi global.
Hal itu terefleksikan dari kinerja ekspor pada Juni 2023 yang ambles 21,2 persen secara tahunan (year on year/yoy). Penurunan permintaan global dan turunnya harga komoditas menjadi penyebabnya.
"Dengan ekonomi dunia yang melemah, permintaan terhadap barang ekspor mengalami penurunan serta harga komoditas mengalami koreksi," ujar Sri Mulyani, dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Juli 2023.
https://money.kompas.com/read/2023/07/26/194000226/imf-pangkas-proyeksi-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-tahun-depan-jadi-5-persen